Aksi Bela Tauhid dan Tuntutan yang Sia-sia

| 02 Nov 2018 19:56
Aksi Bela Tauhid dan Tuntutan yang Sia-sia
Aksi Bela Tauhid di Jakarta. (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - Sejak pagi hingga sore hari tadi, Jalan Medan Merdeka Barat menuju Istana Negara dipenuhi massa Aksi Bela Tauhid II. Mereka menuntut agar pelaku pembakaran bendera tauhid di Garut, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, segera diproses hukum. Hal yang sebenarnya sedang dilakukan pihak kepolisian.

Perwakilan demonstran tadi sempat diterima oleh Menko Polhukam Wiranto dan Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto. Kepada mereka, salah satu koordinator aksi yang juga Ketua Front Santri Indonesia, Hanif Alatas bilang, pihaknya menyampaikan lima tuntuan aksi agar disampaikan kepada Jokowi.

"Pertama, kami menuntut kepada pemerintah Indonesia untuk membuat pernyataan kenegaraan secara resmi bahwa bendera yang dibakar adalah bendera tauhid milik Rasulullah, bukan bendera ormas, sehingga tidak boleh dinistakan oleh siapa aja," kata Hanif di Jakarta, Jumat (2/11/2018).

Kedua, peserta aksi menuntut agar memproses hukum semua pihak yang terlibat pembakaran bendera tauhid, baik pelaku maupun aktor intelektual yang mengarahkan serta menebarkan kebencian terhadap bendera tauhid.

Aksi Bela Tauhid di Jakarta. (Diah/era.id)

Tuntutan ketiga, mengimbau umat Islam seluruh Indonesia untuk menjaga persatuan serta kesatuan dan tidak mudah diadu domba oleh pihak mana pun.

"Keempat mengimbau seluruh umat Islam agar menghormati segala simbol keagamaan, sehingga tidak ada lagi persekusi di wilayah NKRI," tambah Hanif.

Terakhir, dirinya meminta kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk meminta maaf kepada umat Islam atas pembakaran bendera tauhid di Garut, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. "PBNU harus dibersihkan dari liberalisme kapitalisme. Karena PBNU adalah rumah bagi ahlusunnah wal jamaah," jelas Hanif.

Aksi yang sia-sia

Bagi Wiranto, sebenarnya aksi ini sia-sia saja. Toh pelaku dan Banser sudah meminta maaf. Para pelaku juga sedang menjalani proses hukum dari polisi. Tapi, Wiranto janji akan membuka ruang dialog dengan demonstran yang ingin menyampaikan aspirasinya tersebut. 

"Dan saya sudah rapat, memang kita bisa minta kepada para pelaku untuk minta maaf, dan mereka sudah minta maaf. Tetapi bukan enggak diusut, diusut disidik oleh polisi, polisi juga mengusut, sehingga mereka menjadi tersangka menjadi tersangka tindak pidana nanti ya polisi lebih tahu, termasuk yang mana ini," kata Wiranto di Istana Kepresidenan Bogor, seperti dikutip Antara.

"Walaupun demikian demo ya dilakukan baik-baik. Nanti saya terima, bicarakan, maunya apalagi. Kan minta maaf sudah, diadili juga sudah dalam proses," lanjutnya.

"Sehingga ini semangat tabayun sudah ada, semangat untuk mencari kebenaran sudah jalan. Semangat ukhuwah islamiah, wathaniyah kan sudah jalan," ucapnya.

 

Tags : demo
Rekomendasi