Maret Tahun Depan MRT Siap Beroperasi

| 06 Nov 2018 14:44
Maret Tahun Depan MRT Siap Beroperasi
Presiden Jokowi usai menjajal MRT dari Bundaran HI ke Lebak Bulus. (Foto: setkab.go.id)
Jakarta, era.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pembangunan proyek kereta cepat massal atau Mass Rapid Transit (MRT) saat ini telah mencapai 97 persen, hanya kurang 3 persen untuk benar-benar selesai. Dia berharap pada Maret 2019 mendatang MRT sudah bisa digunakan.

"Kita harapkan nantinya di Maret 2019 sudah mulai operasional. Ini dalam uji coba terus, uji coba terus," kata Presiden Jokowi kepada wartawan yang menunggunya di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, seperti dikutip laman setkab.go.id, Selasa (6/11/2018).

Saat menjajal kereta dari Bundaran HI menuju Depo Lebak Bulus, sejauh 16 kilometer, menurut Jokowi, MRT yang berjalan dengan kecepatan 60 km/jam itu, suaranya dapat dikatakan tidak ada, tidak bising dan sangat bagus sekali. 

"Sekarang kita berada di Depo Lebak Bulus. Di sinilah kereta itu berhenti dan dipelihara. Pemeliharaan, maintenance ada di depo ini, kemudian untuk main control juga ada di gedung yang di sebelah kita itu," terang Jokowi menunjuk ruang dimaksud.

Presiden berharap pada tahun yang kedua nanti, pembangunan MRT Jakarta akan diteruskan dari Bundaran HI sampai ke Ancol, yang juga  akan dimulai awal tahun depan.

 

"Diharapkan paralel, yang east-west-nya. Tahun depan juga kita harapkan juga dimulai. Tadi saya sudah menyampaikan kepada Pak Gubernur, kepada Menteri Perhubungan agar ini segera dilakukan tentu saja atas persetujuan dari DPRD DKI Jakarta," sambung Presiden.

Sejauh ini, Jokowi menilai sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dalam mewujudkan adanya MRT di Jakarta berjalan sangat baik.

Presiden Jokowi didampingi Menhub, Gubernur DKI, dan Ketua DPRD DKI meninjau Depo MRT.

Mengenai dampak beroperasinya MRT dengan kemacetan lalu lintas, Presiden Jokowi mengingatkan tentunya arus terintegrasi antara MRT, LRT (Light Rail Transit), kereta bandara, kemudian Trans Jakarta, Kopaja, angkot semuanya terintegrasi.

"Kalau terintegrasi ya akan mengurangi, pertama mengurangi kemacetan, yang kedua mengurangi penggunaan mobil-mobil pribadi di Jadebotabek. Dan tentu saja dibarengi dengan kebijakan elektronic road pricing (ERP) itu juga akan mengurangi lagi," ujar Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meyakini, adanya MRT yang jelas lebih efisien, karena tarifnya ini kurang dan lebih mungkin Rp8.000-Rp9.000.

 

Tags : mrt jakarta
Rekomendasi