Bersama Menag, Wiranto Ngopi Bareng Ormas Islam

| 09 Nov 2018 13:36
Bersama Menag, Wiranto <i>Ngopi</i> Bareng Ormas Islam
Acara Coffe Break Kemekopolhukam bersama ormas islam (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengundang Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Kemendagri, serta perwakilan ormas islam dan tokoh-tokoh agama dalam acara dialog kebangsaan.

Acara yang bertemakan "Dengan Semangat Ukhuwah Islamiyah Kita Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa" itu dimulai dengan ngopi bareng. Dalam sambutan awal, Wiranto berharap dialog ini bisa menjaga stabilitas negara.

"Saya sengaja mengundang tokoh-tokoh agama islam dan juga pimpinan ormas islam, untuk melakukan satu dialog bersama dengan lebih santai menjurus kepada substansi yang penting, yaitu masalah ukhuwah islamiah, ulhuwah watoniah, masalah tauhid malasalah akidah, yang selama ini masih menjadi perdebatan," ucap Wiranto di Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat (9/11/2018).

Dalam acara ini, Wiranto mengkhususkan pembicaraan yang membahas polemik pembakaran bendera bertuliskan tauhid yang dibakar oleh oknum Banser dalam Hari Santri Nasional di Garut beberapa waktu lalu.

"Walaupun sudah mereda, tapi masih menjadi perdebatan yang cukup sengit tentang bagaimana pembakaran bendera. Yang pembakar menganggap bendera HTI, sementara sebagian kalangan dianggap sebagai bendera tauhid," katanya.

Diketahui, bendera bertuliskan tauhid yang dibakar oknum Banser karena menganggap itu adalah bendera ormas terlarang HTI dan dibenarkan dengan pembawa bendera, sementara ada pihak yang menganggap bagaimanapun juga itu adalah bendera bertuliskan tauhid dan tidak boleh dibakar.

Karena itu, Wiranto mengumpulkan mereka untuk menjelaskan dari kedua belah pihak. Hasilnya, ada kesepakatan bahwa proses hukum pembakaran bendera dan akidah atas tulisan tauhid merupakan dua konteks yang berbeda dan tidak bisa disatukan.

"Tadi sudah kita jelaskan, begitu ada tulisan La illaha illallah, semua orang akan hormati. Namun, dalam konteks di Garut jangan kemudian dicampir adukan. Tadi sudah ada pemahaman itu, jangan sampai ada fakta-fakta hukum yang didekati dari dua wilayah yang dicampur adukkan ini yang jadi jacau, yang penting ini sudah selesai," jelas Wiranto.

Kasus pembakaran bendera ini menjadi pengantar isu yang perlu dibahas dalam dialog ini, dengan motif untuk meredam polemik antarumat islam, dan mencegah adanya tunggangan politik dari suatu kelompok.

"Ini muncul awal dari Garut supaya tidak berkembang ke tempat lain, maka segera mungkin kita lakukan pertemuan-pertemuan ini. Supaya tidak berkembang ke tempat lain. Jadi tetap dalam menjelang tahun-tahun politik, keamanan ini selalu kondusif, itu yang kita harapkan," ucap Dirjen Polpum Sudarmo menambahkan.

Tags : wiranto
Rekomendasi