Padahal, menurut Osama, seharusnya ada notifikasi yang diberitahukan kepada keluarga sebelum Tuti, tenaga kerja asal Indoensia (TKI) di Arab Saudi tersebut akan dieksekusi mati.
"Soal kasus notifikasi, memang merupakan suatu hak dari keluarga untuk dapat info terhadap sanak familinya (yang dieksekusi), namun saya masih tunggu informasi dari pemerintahan saya apakah pemerintah Indonesia sudah terima notifikasi tersebut," ungkap Osama di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa (13/11/2018).
Osama juga mengakui, masalah notifikasi ini pernah disinggung oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi saat berkunjung ke Indonesia. Namun, belum ada kejelasan yang bisa dipaparkan oleh Osama kepada awak media.
Ilustrasi (Istimewa)
"Masalah tersebut pernah disinggung dan dibahas bapak Menlu Saudi waktu kunjung ke Indonesia, dan kita susul ke pemerintahan Indonesia apakah ada notifikasi, sampai saat ini kita masih menanti dari pihak Saudi," kata dia.
Bagaimanapun juga, Osama menegaskan bahwa gemparnya kasus eksekusi terhadap Tuti tidak akan mempengaruhi hubungan baik antar kedua negara, yaitu Indonesia dan Arab Saudi.
Mati karena membela harga diri
Kerajaan Arab Saudi mengeksekusi mati tenaga kerja asal Indonesia (TKI) asal Indonesia, Tuti Tursilawati, Senin (29/10) waktu setempat. Pahlawan devisa itu dijatuhi hukuman mati pada 2011 atas dakwaan pembunuhan berencana terhadap ayah majikannya, Suud Mulhak Al Utaibi, pada 2010.
Kabar eksekusi mati Tuti pun sampai ke telinga Presiden Jokowi. Yang membuat geramnya lagi, eksekusi itu dilakukan tanpa notifikasi dari pihak otoritas Kerajaan Arab Saudi.
"Ya memang itu patut kita sesalkan. Itu tanpa notifikasi (pemberitahuan)," kata Jokowi.
Arab Saudi memang tidak menganut kewajiban memberikan notifikasi kepada keluarga atau pemerintah terpidana hukuman mati. Namun, kata Jokowi, pemberitahuan tersebut dianggap penting untuk mempersiapkan mental keluarga terpidana.
Tuti Tursilawati berangkat ke Arab Saudi pada 2009. Tujuannya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Tuti bekerja sebagai penjaga lansia pada sebuah keluarga di Kota Thaif, Arab Saudi.
Menurut keterangan yang diperoleh dari sang ibu yang sempat menemui Tuti di Arab Saudi pada April 2018, Tuti melakukan pembunuhan, karena ayah majikannya melecehkan Tuti. Tak hanya pelecehan, Tuti juga kerap mendapat tindakan kekerasan, termasuk ancaman pemerkosaan.