Pernyataan SBY ini merespons sindirian Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang mengatakan, SBY dan AHY belum pernah ikut turun mengkampanyekan Prabowo-Sandi.
"Apa yang terjadi antara Kawan Demokrat dan sekutu Gerindra bagian dari pendewasaan koalisi Prabowo-Sandi. Dan itu baik sebagai sebuah proses. Tenang aja. Waktunya masih 155 hari," kata Mardani, saat dihubungi era.id, di Jakarta, Jumat (16/11/2018).
Politikus PKS ini menilai wajar kicauan SBY. Apalagi, SBY punya pengalaman memimpin negara selama 10 tahun yang artinya sudah dua kali menang pemilu presiden.
"Pak SBY wajar buat tweet seperti itu. Dan sebagai pelaku dua kali menang Pilpres. Dan benar isi tweet-nya. Superstar-nya ya Capres. Dan selalu saya katakan, mesti ada kelenturan strategi. Karena kondisi sekarang konsentrasi pileg bersamaan dengan pilpres," tuturnya.
Menurut Mardani, kritikan yang disampaikan oleh SBY akan menjadi bahan evaluasi dalam rapat koalisi Prabowo-Sandi.
"Tiap pekan kami selalu rapat dengan seluruh direktorat yang merupakan perwakilan dari semua parpol dan relawan. Masukan selalu diterima dan dibahas," jelasnya.
Di samping itu, Mardani mengingatkan, dalam berpolitik untuk tidak terlalu bawa perasaan (Baper). Sehingga, setiap pernyataan politik dari tokoh politik harus ditanggapi dengan tenang.
"Jadi, enjoy the game. Anything can happens. Umur sehari dalam politik itu panjang. Apalagi ratusan hari. Dan satu lagi, jangan baper. Siapa baper kalah," ucapnya.
Baca Juga : SBY Soal Gerindra: Daripada Menuding Lebih Baik Mawas Diri
SBY menanggapi tudingan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang menyebutkan Agus Harimurti Yudhoyono pernah berjanji akan berkampanye bersama Prabowo-Sandi namun hingga kini tak kunjung terlaksana karena sibuk.
Menurut SBY, daripada menuding pihak lain, ada baiknya Partai Gerindra mawas diri dengan tidak mengeluarkan pernyataan yang sembrono dan cenderung merugikan. Hal ini disampaikan SBY melalui tulisannya di akun Twitternya, @SBYudhoyono.
Presiden RI Keenam ini juga bilang, pihaknya tak pernah menyalahkan dan memaksa ketua umum partai lain untuk mengkampanyekan dirinya saat dirinya menjadi calon presiden di Pilpres 2004 dan 2009 yang lalu.
“Saya pernah dua kali jadi Calon Presiden. Saya tak pernah menyalahkan dan memaksa Ketum partai-partai pendukung untuk mengkampanyekan saya,” kata SBY melalui tulisannya dalam akun Twitternya pada Kamis (15/11/2018).
-
Afair09 May 2019 19:01
Umpatan Setan Gundul dari Kivlan Zein
-
Afair10 Jan 2019 19:18
Prabowo - Sandiaga Temui SBY Jelang Debat Pilpres
-
Afair15 Nov 2018 20:29
Seberapa Penting Peran SBY di Kubu Prabowo?
-
Afair14 Nov 2018 19:32
Demokrat: Prabowo-Sandi Butuh SBY Dongkrak Elektabilitas