Kali Ketiga Jokowi Semprot Penyebar Hoaks

| 23 Nov 2018 19:27
Kali Ketiga Jokowi Semprot Penyebar Hoaks
Presiden Jokowi (FOTO: Istimewa)
Jakarta, era.id - Presiden Joko Widodo kembali mengeluarkan pernyataan keras terkait isu hoaks dan berita bohong yang menyerang dirinya. Pernyataan ini dikeluarkannya saat dirinya membagikan sertifikat tanah di Lampung Tengah, Lampung.

"Di medsos, itu adalah DN Aidit pidato tahun 1955. Lah kok saya ada di bawahnya? Lahir saja belum, astagfirullah, lahir saja belum, tapi sudah dipasang. Saya lihat di gambar kok ya persis saya. Ini yang kadang-kadang, haduh, mau saya tabok, orangnya di mana, saya cari betul," ujar Jokowi, Jumat (23/11/2018).

Ini merupakan pernyataan keras yang ketiga kalinya dan diungkapkan saat pembagian sertifikat tanah. Sebelumnya, Jokowi juga sempat mengeluarkan pernyataan keras pada kegiatan pembagian sertifikat tanah di dua tempat.

Saat pembagian sertifikat tanah di Tegal, Jawa Tengah, Presiden Jokowi sempat menyinggung soal 'politik genderuwo' dan ketika membagikan sertifikat tanah di Jakarta, ia juga sempat menyinggung soal 'politisi sontoloyo'.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding bilang Jokowi yang juga maju sebagai capres nomor urut 01 di Pilpres 2019 ini sudah menganggap hoaks yang disampaikan kubu lawan sudah keterlaluan.

"Beliau beranggapan bahwa isu hoaks sudah keterlaluan dan bisa merusak sendi-sendi kehidupan bangsa termasuk budaya jujur, budaya persatuan, kebersamaan persaudaraan. Isu hoaks ini sudah bisa memecah bangsa," kata Karding saat dihubungi, Jumat (23/11/2018).

Menurut Ketua DPP PKB ini, harusnya pernyataan Jokowi saat pembagian sertifikat tanah di Lampung Tengah tersebut bisa menjadi peringatan bagi pihak yang gemar menyebar hoaks. Apalagi, cukup banyak juga masyarakat yang lantas percaya soal isu tersebut dan merugikan Jokowi secara pribadi.

"Jadi pernyataan beliau itu warning kepada kita semua. Agar stop hoaks, fitnah, dan lainnya. Beliau keras dan tegas terhadap hoaks dan fitnah karena bisa berakibat buruk bagi kehidupan sosial kita, persatuan kita, dan merusak ahlak bangsa," ungkap Karding.

Senada dengan Karding, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko juga meminta agar penyebaran hoaks dapat dihentikan. Ia meminta agar politik dilakukan dengan cara yang lebih sehat.

"Berpolitik itu bukan berarti dengan segala cara kan gitu. Berpolitik yang sehat itu berpolitik yang mendidik kepada masyarakat," kata Moeldoko di Plaza Indonesia Extension, Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (23/11/2018).

Moeldoko juga meminta politisi untuk tidak menyampaikan sesuatu yang sifatnya bisa membuat masyarakat menjadi bingung dan takut.

"Lama-lama kan persoalan hoaks itu akan (bikin) repot semua kita itu," ujarnya.

Meski meminta agar politisi menahan ucapannya, namun Moeldoko sempat berkelakar saat dirinya ditanya soal pernyataan Jokowi yang akan mencari dan menabok para penyebar hoaks yang menyerang dirinya.

"Oh, hanya bercanda itu. Jangan terlalu serius kalian," ujarnya sambil berkelakar.

Rekomendasi