Massa tidak puas dengan janji Sekprov Malut, Muabdin A Radjab yang menjamin harga kopra akan naik hari ini ternyata tidak terbukti.
Koordinator Massa, Abdul Rasyid dalam orasinya bilang, mereka duduki kembali rumah Gubernur Malut karena janji tidak terealisasi. Menurutnya Pemprov Malut seharusnya memiliki kepekaan dalam merealisasikan janjinya untuk membantu menaikkan harga kopra.
Massa meminta ada upaya Pemprov Malut untuk mensejahterakan petani dengan mendatangkan investor kelapa dan menyiapkan regulasi agar harga komoditi kopra bisa naik hingga Rp10 ribu.
Sementara Sekprov Malut, Muabdin A Radjab dan Kadis Pangan Malut, Saiful Turuy menemui ratusan massa yang dikawal ratusan personel Polres Ternate dan Polda Malut itu.
Di hadapan massa, Muabdin menyatakan Pemprov Malut telah menggelar rapat koordinasi bersama tim terpadu untuk menyiapkan berbagai program jangka pendek dan jangka menengah.
Untuk jangka pendek, akan memfasilitasi untuk membantu petani melalui angkutan tol laut maupun fasilitas truk agar bisa menjual harga kopra baik di Bitung maupun Surabaya.
Dia mengakui saat ini, harga kopra mengalami kenaikan hingga mencapai Rp4.100 per kg dengan harga kopra di berbagai kabupaten/kota mengalami kenaikan, menyusul tingginya permintaan di berbagai daerah pengumpul hasil bumi itu.
Di Kota Ternate misalnya saat ini harga diangka Rp3.400 per kg, namun saat ini harga kopra dibeli pengusaha pengumpul hasil bumi Rp4.100 per kg dan Tobelo Halmahera Utara dengan harga Rp3.800 per kg dan harga tersebut tak berbeda dengan harga di Kota Bitung Sulawesi Utara mencapai Rp5.300 per kg dan Kota Surabaya mencapai Rp5.700 per kg.
Meskipun telah menyampaikan hasil pertemuan tim terpadu itu, namun ratusan massa tetap bertahan di rumah Gubernur Malut hingga (26/11) malam ini.