Kubu Jokowi: Aksi Reuni 212 Sarat Muatan Politis

| 28 Nov 2018 22:36
Kubu Jokowi: Aksi Reuni 212 Sarat Muatan Politis
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Arsul Sani. (Wardhany/era.id)
Jakarta, era.id - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Arsul Sani menyebut acara Reuni Akbar 212 yang akan diadakan pada Minggu (2/12) mendatang, di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, sarat muatan politik. 

Sekjen PPP ini bilang, konteks gerakan 212 yang dilakukan tersebut berbeda pada saat dilakukan pertama kali tahun 2017 lalu. Sebab, saat itu gerakan ini muncul sebagai salah satu bentuk dari rasa ketersinggungan rakyat soal isu agama.

"Ini berbeda 212 yang akan datang ini kumpul, katakanlah zaman ketika bereaksi terhadap Ahok. Kalau ini kan warna politisnya itu kan kental banget," kata Arsul kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018).

Anggota DPR RI Komisi III ini juga menyebut, lokasi diadakannya reuni ini juga menyiratkan maksud politis yang ada dalam kegiatan ini. Selain itu, dalam catatan Arsul, aksi ini selalu muncul sisi-sisi politik saat tengah berlangsung.

"Terakhir itu apa ya, yang katanya terus ada pidatonya pilih Prabowo-Sandi? Aksi bela tauhid. Kan itu aja gitu lho," ungkapnya.

Sementara, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Ahmad Basarah menyebut tak ada kekhawatiran dari pihaknya terkait adanya aksi itu meski dilakukan saat tahun politik. Wasekjen PDI Perjuangan itu menilai, pada dasarnya semua warga negara memang punya hak untuk mengeluarkan pendapatnya dan ini sudah diatur oleh Undang-Undang.

"Enggak ada Undang-Undang yang melarang. Di tahun politik kek, di tahun pilkada kek," jelas Basarah.

"Kita hormati semangat untuk berkumpul secara lisan. Yang penting sesuai koridor hukum," sambung dia.

Supaya kalian tahu, acara Reuni 212 yang akan digelar pada 2 Desember mendatang telah dipersiapkan sedemikian rupa. Slamet Maa'rif selaku penanggung jawab acara menegaskan bahwa acara ini bukan ajang politik praktis atau kampanye pasangan calon tertentu.

"Acara ini murni silaturahim bahkan tokoh lintas agama pun hadir di reuni 212. Tidak boleh ada atribut partai atau kampanye," ujar Slamet di Aula Dewan Dakwah Islam Indonesia, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018).

Slamet menjamin, pihaknya akan mengamankan jika ada bendera atau atribut capres-cawapres atau parpol manapun saat acara digelar. Untuk itu, pihaknya menyiapkan 6.700 anggota pengamanan yang akan menindak.

Rekomendasi