Menanggapi hal ini, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Tengah, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul menilai, jika hanya ingin menggerus suara Jateng tidak perlu memindahkan markas. Apalagi, katanya, teknologi informasi sudah sangat maju sehingga kemenangan bisa diraih tanpa markas.
"Pertanyaan saya apa urgensinya, kalau yang dinyatakan bahwa dia menggerus suara di Jawa Tengah. Menggerus suara di Jateng kan enggak perlu pindah markas. Hari ini yang namanya teknologi informasi sudah sangat pendek, tanpa markas pun kita bisa memenangkan pertempuran," tuturnya, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (10/12/2018).
Bambang mengatakan, dirinya sudah buktikan dapat memenangkan tanpa memindahkan markas. Dia menilai, pemindahan markas pemenangan BPN Prabowo-Sandi hanya untuk menarik pemberitaan.
"Jadi untuk apa masuk buat markas di Jateng? Jawabannya hanya buat berita. Hanya buat berita betapa pentingnya Jateng bagi Pak Sandiaga dan Pak Jokowi karena Pak Jokowi juga menginginkan menang 90 persen plus minus 2 persen. Kemudan Pak Sandi atau Pak Sudirman Sait juga menganggap itu penting itu saja," ucapnya.
Politisi PDI-Perjuangan ini menilai, pertempuran riil di Pilpres 2019 mendatang tidak membutuhkan markas. Bagi dia, tidak ada pengaruh apapun membangun markas untuk kemenangan.
"Kalau pertempuran riil enggak perlu pakai markas, bagi saya itu enggak perlu. Tidak ada pengaruhnya, ajari saya pentingnya sebuah markas," jelasnya.
Meski begitu, Bambang Pacul mengatakan koalisi TKN Jokowi-Ma'ruf Amin akan persiapkan pertempuran penuh dengan menurunkan laskar dan barisan komunitas juang.
"Bagi PDIP sebagai TKN tetapi di sana juga PPP, Golkar, Nasdem, Hanura dan partai yang bersama kami tentu kita siapkan pertempuran penuh, seluruh laskar kami turunkan dengan barisan komunitas juang. Kemarin juga barusan kita wanti angkatan ke-7. Nanti akan ada jambore komunitas juang yang jumlahnya yang ikut jambore 3333," ucapnya.
Baca Juga : Ma'ruf Amin: Tak Mudah Rebut Jateng