Jakarta, era.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menegaskan, rekayasa lalu lintas di Tanah Abang untuk mengembalikan fungsi trotoarnya. Sandi minta kebijakan itu jangan dulu diadili karena baru seumur jagung.
"Terlalu dini lah untuk kita komentari sekarang, kita lihat data-datanya, semua kebijakan kita berbasis data," kata Sandi di Museum Keramik, Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu (23/12/2017).
"Semua terkompilasi di Jakarta smart city (JMC), jadi nanti kita di JMC bagaimana," lanjutnya.
Sandi balas mencibir pihak-pihak yang mengkritisi kebijakan penataan Tanah Abang. Bagi dia, mereka tak memiliki data yang kuat. "Kita enggak mau kebijakan ini dijudge dengan katanya-katanya, dan dengan wawancara yang tanpa data, jadi kita mau berbasis heat map," terang Sandi.
Kendati tak sejalan dengan kritikan, Sandi siap melakukan evaluasi kebijakan ini. Namun dia minta waktu sekitar seminggu setelah dimulainya kebijakan untuk evaluasi, 29 Desember. Salah satu kritik yang bakal jadi perhatiannya adalah menurunnya omzet sopir angkot.
"Setelah seminggu, kita lihat pastinya kalau ada masukan dari teman-teman angkot. Kita lihat juga, karena kita enggak mau teman-teman angkot berkurang omzetnya karena ini," lanjut Sandi.
Sebelumnya penataan kawasan Tanah Abang bernama #SinergiTanahAbang ini mendapat sorotan banyak pihak, mulai dari warga sekitar Tanah Abang hingga para sopir angkot. Mereka merasa terganggu dengan penutupan jalan yang diterapkan di sistem ini.
Rekayasa lalu lintas ini memaksa jalur depan Stasiun Tanah Abang atau sepanjang Jalan Jati Baru Raya ditutup sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB setiap hari. Satu sisi jalan tersebut hanya dipakai untuk lalu lintas bus Transjakarta sementara ruas lainnya untuk kegiatan pedagang Kaki Lima (PKL). Para pedagang di Tanah Abang Blok G juga alami penurunan penjualan. Beberapa pengamat menuding kebijakan ini menabrak sejumlah aturan.