Jakarta,era.id - Perayaan Ibadah Natal di Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Immanuel berlangsung khidmat. Jemaat yang datang ibadah di gereja ini tampak khusyuk dan sesekali menunduk.
Jemaat mulai berdatangan sejak pukul 07.30 WIB. Mereka datang tidak hanya dari Jakarta, tapi juga dari luar Jakarta. Ada empat waktu untuk ibadah Natal, hari ini. Pertama pada pukul 08.00 WIB, kedua pada 10.00 WIB berbahasa Belanda, 17.00 WIB berbahasa Inggris dan 18.30 WIB. Diperkirakan jumlah jemaat yang datang hari ini mencapai 150 orang.
Diaken GPIB Immanuel Jakarta, Rivaldo Latupessy menyampaikan ibadah Natal tahun ini mengusung pesan damai dan sejahtera. Tema ini diusung Gereja Immanuel karena melihat keinginan masyarakat luas yang ingin hidup dalam damai sejahtera ke seluruh dunia.
"Kita mengangkat tema damai sejahtera karena banyak gonjang-ganjing belakangan ini, makanya kita angkat tema damai sejahtera karena semua orang ingin damai sejahtera," ucap Rivaldo di Gereja Immanuel, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (25/12/2017).
"Saya berharap semua masyarakat tidak hanya di Jakarta namun juga di semua belahan bumi merasakan damai sejahtera," lanjut Rivaldo.
Salah seorang jemaat yang datang dari Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan mengatakan dirinya lebih memilih merayakan Natal di Gereja Immanuel karena merupakan salah satu gereja tertua di Indonesia. Terlebih, Yuda dan keluarganya sejak kecil merayakan Natal di Gereja ini.
"Saya merayakan natal sejak kecil disini bersama keluarga, harapannya kita dalam keberagaman ini damai sejahtera," kata Yuda.
Gereja Immanuel merupakan satu dari sekian banyak tempat ibadah bernilai historis di Jakarta. Gereja di Jalan Merdeka Timur, Jakarta Pusat ini dibangun pada tahun 1834. Belanda yang pada waktu itu menguasai Indonesia mempunyai andil besar terhadap arsitektur bangunan ini. Gaya konstruksi Eropa klasik melekat pada bentuk, warna, penempatan ruang, dan desain gereja.
Pilar-pilar megah diikuti tata letak jendela yang teratur menjadi pemandangan pertama ketika melangkah menuju teras Immanuel. Ubin marmer berukuran besar menempel pada alas kaki, saat menginjak lantai teras menuju pintu gereja.
Masuk lebih dalam, bangku-bangku akan terlihat terbentang hampir mencapai altar. Sementara di bagian sisi-sisi tembok juga dipenuhi bangku dengan posisi melengkung. Meski tak terlihat besar, ruangan peribatan ini dilengkapi sound output keyboard teknologi lawas. Usianya diperkirakan mencapai 177 tahun silam. Buah tangan dari pemerintahan Hindia Belanda yang saat itu sering keluar-masuk Gereja Immanuel.
Gereja yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 4 ini dibangun tahun 1834-1839. Gereja dibangun untuk menghormati Raja Belanda, Willem I (1813-1840). Oleh karena itu gereja ini dinamai Gereja Willem (Willems Kerk) dan sekarang dikenal dengan nama Gereja Immanuel.