Dari pantauan era.id, rapat tersebut berlangsung tertutup di kediaman JK di Jalan Brawijaya Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (17/12/2018). Sekitar pukul 20.50 WIB, salah satu anggota Dewan Pengarah TKN Pramono Anung, menyapa wartawan yang ada di luar rumah JK.
"Malam ini ada rapat TKN dengan dewan pengarah, dewan penasehat yang intinya melakukan evaluasi terhadap jalannya kampanye yang sudah berjalan hampir dua bulan ini," kata Pramono di kediaman JK.
Pramono mengatakan, rapat evaluasi ini juga membahas survei internal yang sudah dilakukan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin selama masa kampanye. Termasuk perkembangan tren elektabilitas calon petahana itu.
"Kalau dan kebetulan juga ada survei internal yang selalu di buat TKN dari waktu ke waktu, dan yang paling penting adalah kita melihat tren yang ada," ujarnya.
Kampanye door to door
Pramono mengungkapkan, masih banyak hal yang perlu dilakukan oleh TKN Jokowi-Ma'ruf dalam 3 bulan sisa masa kampanye Pilpres 2019. Termasuk koordinasi antar partai pendukung.
Kata Pramono, belum semua calon anggota legislatif parpol pengusung dalam melakukan kampanye door to door atau tatap muka kepada warga, juga mengampanyekan pasangan calon nomor urut 01 ini.
"Ini yang perlu masif (door to door), karena bagaimanapun faktor caleg juga menentukan dalam konsolidasi ini," ucapnya.
"Tapi, dalam pertemuan yang dihadiri hampir semua ketua umum, mereka sepakat untuk dilakukan (kampanye door to door). karena yang melakukan itu sebenarnya mendapat keuntungan," tutur Sekretaris Kabinet tersebut.
Supaya kalian tahu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menggelar pertemuan secara tertutup di kediaman pribadi Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah petinggi tim kampanye.
Pertemuan ini dihadiri oleh Ketua Umum PPP Romahurmuziy Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Partai Perindo Harry Tanoesodibjo, Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin Erick Thohir, Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Moeldoko, semua Sekjen, Akbar Tandjung, Ginanjar Sudarto, dan Hajriyanto Thohari.