Award-nya Dinilai Negatif oleh Demokrat, Ini Penjelasan PSI

| 07 Jan 2019 22:58
<i>Award</i>-nya Dinilai Negatif oleh Demokrat, Ini Penjelasan PSI
Partai Solidaritas Indonesia (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - Partai Demokrat merasa geram dengan pemberian award kebohongan yang diberikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kepada Prabowo Subianto, Sandiaga Uno dan Andi Arief. Juru bicara PSI, Guntur Romli menyebut hal ini sebagai bentuk pendidikan politik.

"Itu lebih pada pencerdasan politik. sekarang masyarakat berpikir dan melihat apa sih yang menjadi pikiran mereka, kita memberikan bukti pada masyakat," ucap Guntur di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).

Terkait metodologi penjurian dari award tersebut, PSI menyebut semua keputusan diambil berdasarkan isu yang tengah beredar di masyarakat. Sehingga tak membutuhkan panelis dan penjurian.

"Itu enggak perlu sampai ada panelis, juri seolah-olah ini Indonesian Idol atau Amerika Got Talent. Karena itu kebohongan yang kasat mata sekali hanya dengan googling kita bisa mengecek fakta dengan sederhana sekali," kata juru bicara PSI, Dara Adinda Nasution.

Soal apakah pemberian award kebohongan itu berlebihan atau tidak, kata Dara, tergantung dari tanggapan masing-masing pihak. 

"Jadi menurut kami berlebihan kalau dibilang dalam memberikan award ini harus ada panelis, juri. Karena mengecek fakta itu simpel sekali setiap orang yang punya akses internet misalnya mesti bisa cek itu," katanya.

Untuk kamu tahu, PSI menyerahkan award kepada tiga kebohongan yang diberikan ke tokoh-tokoh tersebut. Pertama adalah kebohongan ter-lebay diberikan kepada capres nomor urut 01 Prabowo yang mengatakan selang cuci darah dipakai 40 kali, dan RSCM sudah membantah dipakai hanya sekali kali.

Kedua adalah kobohongan yang hakiki diberikan kepada cawapres nomor urut 02 Sandiaga. Karena mengatakan proyek pengerjaan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dibangun tanpa utang. Padahal kenyataanya dia meminjam dari bank.

Kemudian ketiga adalah, kebohongan terhalusinasi yang diberikan kepada Andi Arief. Karena menyebut adanya tujuh kontainer yang berisi surat suara sudah tercoblos. Seharusnya dia bisa membuktikan adanya kebohongan soal surat suara tercoblos ini.

 

Rekomendasi