Cerita Luhut Saat Menelpon Jim Yong Kim

| 09 Jan 2019 09:45
Cerita Luhut Saat Menelpon Jim Yong Kim
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan bersama Presiden Bank Dunia (World Bank) Jim Yong Kim. (Foto: Facebook Luhut Binsar Pandjaitan)
Jakarta, era.id - Presiden Bank Dunia (World Bank) Jim Yong Kim, mengundurkan diri dari jabatannya. Rencana ini lebih cepat tiga tahun dari batas waktu masa jabatan di 2022. 

Setelah ini, CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva akan berperan sebagai presiden sementara efektif mulai 1 Februari 2019. 

Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menghubungi langsung Jim Yong Kim setelah tahu kabar tersebut. Dari pembicaraan ini, Luhut mengetahui Jim akan bergabung dengan institusi swasta yang fokus pada investasi infrastruktur di negara-negara berkembang.

"Spontan saya langsung menelponnya. Pertanyaan pertama saya adalah, 'Kenapa kamu resign?'. 'Begini Luhut, saya resign karena saya memasuki satu pekerjaan baru bersama partner dalam bidang proyek infrastruktur untuk negara-negara berkembang,' begitu kira-kira terjemahan bebas dari jawabannya," cerita Luhut dalam laman Facebooknya dilihat era.id, Rabu (9/1/2019).

Setelah itu, kata Luhut, Jim Yong Kim bercerita tentang rencananya membawa investasi masuk ke Indonesia sebagai nomor satu pilihannya.

"Kami pertama memilih Indonesia karena saya merasakan sendiri bahwa Indonesia ini suatu negara yang pantas untuk menjadi tujuan investasi. Saya sudah melihat sendiri Indonesia sebagai tempat yang sangat baik, yang memiliki masa depan yang bagus, sangat menguntungkan untuk investasi, dan bagus pemerintahannya. Saya kira Indonesia butuh USD 1 triliun untuk membangun berbagai macam investasi," terangnya menyatakan niat untuk dapat bekerja sama dengan pemerintah Indonesia.

Dari pembicaraan tersebut, Luhut menangkap hal ini sebagai apresiasi yang luar biasa dari seorang Presiden World Bank. Apalagi, Jim Yong Kim sudah beberapaka kali berkunjung ke Indonesia dan melihat bagaimana pemerintah menjalankan pembangunan.

"Terakhir kami berjumpa di tengah perhelatan AM IMF-WB di Bali pada Oktober 2018," kata Luhut.

Rencana ini, menurut Luhut, perlu disyukuri dan disikapi dengan baik. Artinya, sambung dia, dunia melihat kemajuan Indonesia yang terus mengarah pada satu proses pembangunan yang bagus, yang transparan dan kredibel. Meski dia mengakui masih ada kekurangan di sana sini, tapi pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi melakukan perbaikan secara perlahan dan pasti melakukan perbaikan.

"Akhir kata, sama seperti ajakan saya di Perayaan Natal 2018 dan tahun baru 2019 di Auditorium BPPT hari ini bersama teman-teman dari Kemenko Maritim, Kemenristekdikti, BPPT, BSN, dan beberapa K/L lain, bahwa marilah kita semua berupaya memberikan yang terbaik sesuai kemampuan kita masing-masing untuk Bangsa dan Negara ini. Bekerja dengan hati, dan jangan lupa mengasihi orang lain," kata dia.

"Jangan mau dirusak dengan pikiran-pikiran yang tidak jelas atau kabar bohong. Tapi justru bangunlah persatuan dan kesatuan dengan memelihara perkawanan atau persahabatan, dan bawalah itu dalam satu keinginan untuk membuat Indonesia lebih bagus ke depannya," sambung Luhut.

 

Rekomendasi