Andi Arief berkelit kalau dia cuma menerima kiriman rekaman suara dari WhatsApp Grup. Berawal dari situlah pertanyaan di Twitter dia tulis --meski belakangan sudah dihapus. Polisi bergerak cepat mengusut kasus ini berbekal pelaporan dari kubu Jokowi-Ma'ruf dan KPU.
Tiga orang di berbagai tempat diciduk. Tapi perannya cuma sebagai penyebar isu hoaks saja. Polisi tak berhenti sampai di situ. Akhirnya si pembuat utama rekaman suara hoaks surat suara sudah tercoblos, berhasil diciduk. Bagus Bawana Putra yang tahu bakal dikejar-kejar polisi, akhirnya ditangkap di Sragen, Jawa Tengah.
"Suara yang beredar itu adalah suara tersangka BBP," Direktur Siber Bareskrim Polri, Brigjen Pol Albertus Rachmad Wibowo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (9/1/2019).
Dan tenang saja. Bagus Bawana bukanlah orang terakhir yang bakal ditangkap. Polisi masih menyelidiki apakah ada orang yang memesan hoaks kepada Bagus Bawana atau tidak.
"Para pihak yang terlibat secara aktif dalam penyebaran berita hoaks tersebut akan dikejar. Kami masih periksa siapa aktor intelektualnya. Kami masih selidiki siapa aktor intelektualnya," tambah Karo Penmas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo.
Coba dengerin: Obrolan Seru Hoaks Surat Suara Andi Arief
Bagus adalah Ketua Dewan Koalisi Relawan Nasional (Kornas) Prabowo Subianto. Tapi kubu Prabowo langsung bantah kalau Bagus dan komunitas relawan itu tak terdaftar di Badan Pemenangan Prabowo-Sandi.
Jadi, Bagus dengan kesadaran tinggi, sengaja membuat rekaman suara tadi. Bagus lalu menyebarkan rekaman tersebut ke WhatsApp Group (WAG) dan sejumlah platform media sosial, salah satunya diterima oleh Andi Arief. Setelah jadi ramai, Bagus membuang HP dan SIM Card miliknya lalu melarikan diri ke Jawa Tengah.
"Tersangka yang tinggal di Bekasi kami temukan 7 Januari di Sragen, Jateng. Kemudian kita bawa ke Jakarta dan kita lakukan pemeriksaan dan melalui scientific investigation dan dibenarkan suara yang beredar otentik suara BBP," kata Albertus Rachmad Wibowo.