Berhadap-hadapan, perempuan pedagang bernama Mei Mei itu meluapkan emosinya. Dia menagih janji kios yang diberikan Pemprov DKI. Hingga kini, Mei belum mengantongi Surat Pemberitahuan Tempat (SPT) sebagai tanda jadi kepemilikan kios di Blok III.
"Saya sudah dapat undian, terus SPT saya mana, kok belum turun-turun? Dua minggu lagi, sabar, akhirnya sampai sekarang," kata Mei di hadapan Anies, Jumat (29/12/2017).
Perempuan paruh baya yang berjualan sejak 50 tahun lalu itu mencak-mencak. Dia bilang, birokrasi Pemprov DKI dan pengelola pasar lambat. Setahun lamanya, Mei terus diping-pong untuk mendapat haknya di Blok III.
"Katanya di Pusat belum turun SPT nya. Saya ke Pusat, kata pusat dari PD Pasar Jaya belum turun. Mana ada pusat," lanjut warga Kramat Jati, Jakarta Pusat tersebut.
Menurut pengakuan Mei, jatah kios untuknya raib. Oknum PD Pasar Jaya menjualnya kepada orang lain demi meraup keuntungan. Kepada Mei mereka berdalih, jatah kios untuknya harus direnovasi karena tidak layak. Banyak pedagang yang kiosnya dilalap api 2014 lalu merasakan nasib yang sama. Namun, lanjut Mei, prioritas yang sejatinya diarahkan ke korban kebakaran Blok III tidak berjalan.
"Saya nanya ke bagian properti nama saya ada atau enggak? Kata dia, enggak ada, nomornya (jatah kios) ada, tapi udah dijual," keluh Mei. "Saya tanya, kebagian PD, kenapa dijual? Katanya jelek, nanti janji mau dikasih yang lebih bagus," sambungnya.
Blok III Pasar Senen setelah renovasi. (Leo/era.id)
Kata Mei, transaksi jual-beli ilegal kios di Blok III sudah menjadi hal yang umum di Pasar Senen. Nominal harga untuk mendapatkan kios ilegal di lokasi itu berkisar Rp30 juta sampai Rp40 juta.
"Ada yang pada enggak punya seat, dia main duit, dia dapat tempat. Kamu mau tempat bagus? Ada harganya ini. Emang ada, pasaran juga udah pada tahu," imbuh Mei.
Penyelesaian
Kepala Humas PD Pasar Jaya, Amanda Gita Ginandjar ketika dikonfirmasi era.id membantah tudingan yang dialamatkan kepada pihaknya. Menurut Gita, tak ada main mata antara PD Pasar Jaya dengan orang berduit yang ingin memiliki kios di Blok III.
Pembagian kios, kata Gita, telah melalui prosedur yang diterapkan. Melalui pembagian zona jualan kemudian pengundian lokasi kios. Jika ditemukan penyimpangan, dia mengajak seluruh stakeholder untuk mengungkap dan melaporkan melalui nomor pengaduan 021-21390606 atau 021-21390621.
"Bisa dilaporkan ke kita, kita ada nomor pengaduan whistle blower," lanjutnya.
Gita bingung mengenai permasalahan yang dihadapi Mei. Untuk saat ini, dia akan mendalami pokok persoalan kemudian menyimpulkan solusi. "Dari pengaduan tadi kita mau cek dulu sebenarnya titik permasalahannya di mana sih," ucap Gita.
Gita menjelaskan 2.419 kios hangus akibat kebakaran di Blok III pada 2014 lalu. Jumlah yang disiapkan Pemprov DKI setelah renovasi sekitar 3.591 kios.
Menanggapi hal itu, Anies mengaku tak ingin ada preferensi untuk alokasi kios di Blok III. Dia menyamakan korban kebakaran Blok III dengan semua pedagang di Pasar Senen. Dalihnya, agar semua penjual dapat terfasilitasi.
"Semua yang berdagang difasilitasi, tentu dengan ketentuan ketersedian tempat, ketertiban dan kenyamanan," pungkas Anies di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2017).
Pasar Senen Blok III berada di lahan seluas 17.086 meter persegi dengan lebar bangunan 13.582 meter persegi. Gedung Blok III terdiri dari 7 lantai, di lantai semi basement los terdiri dari sebanyak 385 unit, semi basement kios 553 unit, lantai dasar dengan jumlah 777 unit, lantai 1 terdiri 806 unit, lantai 2 dipenuhi 807 unit, lantai 3 sebanyak 203 unit. Sementara sarana ibadah di lantai 5 dan ruang Mechanical Engineering di lantai 6.