Kedekatan Jokowi dengan Hari Rabu

| 06 Nov 2017 07:33
Kedekatan Jokowi dengan Hari Rabu
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat tengah berbincang, Selasa (31/10/2017), di Jakarta.
Jakarta, era.id – Banyak orang Jawa yang percaya harus menghitung hari baik saat akan melakukan sesuatu atau menggelar hajat. Hal tersebut juga nampak dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Mantan Wali Kota Surakarta itu kerap mengambil keputusan penting pada hari yang sama, yakni Rabu.

Contohnya saat dua kali merombak (reshuffle) Kabinet Kerja pada 12 Agustus 2015, dan 27 Juli 2016, Jokowi melakukannya pada hari Rabu.

Atau saat sebelum diumumkan menjadi bakal calon presiden yang diusung PDI Perjuangan, Jokowi berangkat ke Blitar dan bersama Ketua Umum PDI P nyekar di makam Bung Karno, Rabu (12/3/2014).

Kemudian, pernikahan putri Jokowi, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution, akan dilaksanakan pada Rabu (8/11/2017), di Solo. Jokowi menikah dengan Iriana pada Rabu (24/12/1986).

Jika ditelisik lagi, weton saat perombakan Kabinet Kerja dan nyekar di makam Bung Karno itu sama dengan weton kelahiran Jokowi, yakni Rabu Pon. Sebuah “kebetulan” yang sangat menarik.

Weton merupakan penghitungan tanggal lahir berdasarkan 7 hari kalender Islam dan 5 hari  pasaran Jawa. Weton biasa digunakan untuk menggambarkan karakter atau nasib seseorang.

Presiden Jokowi lahir pada Rabu, 21 Juni 1961. Berdasarkan penanggalan Jawa, Jokowi lahir dengan Neptu masing-masing 7.

Neptu merupakan besaran angka atau nilai hari dan pasaran menurut penanggalan Jawa untuk menentukan hari pelaksanaan hajat dan perhitungan baik atau buruknya.

“Ini imajinasi simbolik, penting karena di Jawa ada kebiasaan hari baik dan buruk,” kata pengamat sosial, Romo Benny Susetyo, kepada era.id, Sabtu (4/11/2017).

Menurut kitab primbon, orang yang lahir pada weton Rabu Pon penuh keberuntungan, sangat berhati-hati mengambil keputusan, dan memiliki keterampilan sosial tinggi.

 

Tags :
Rekomendasi