Saat dimintai keterangan, Najwa sebenarnya tidak memposisikan diri untuk menanggapi penolakan yang didapatkan, karena masalah penunjukannya masih belum ditetapkan KPU.
Namun, ia menegaskan, dirinya selalu menjaga independensi kepada semua tokoh yang mengadakan dialog dengannya.
"Sebagai host, saya memang kritis pada semua tokoh, tetapi selalu menjaga independensi," jelas wanita yang akrab disapa Nana tersebut kepada wartawan, Selasa (22/1/2019).
Nana membawa ingatan kita kepada masa Pemilihan Kepala Daerah di DKI pada 2017 lalu. Dulu ia juga pernah diisukan menjadi orang yang tidak netral. Namun, kedua kandidat, baik Anies Baswedan maupun Basuki Tjahaja Purnama bersedia untuk diundang pada gelar wicara Mata Najwa saat itu.
"Anies-Ahok bersedia berdebat di Mata Najwa dengan format dialog yang interaktif dan dinamis, format yang berbeda dengan KPU. Mereka berdua merasakan bahwa sepanjang debat kita menjunjung tinggi objektivitas," kata Nana.
"Saat mas Anies dan mas Sandi sudah terpilih, keduanya tampil pertama di acara saya. Setelah itu pun, beberapa kali, keduanya kerap hadir di Mata Najwa. Begitu pula dengan Pak Djarot ketika baru berhenti jadi Gubernur, bersedia diundang datang ke Catatan Najwa," tambahnya.
Karenanya, dia meminta semua pihak untuk tetap percaya padanya.
"Kepada semua pihak, saya akan terus menjunjung tinggi independensi," katanya.
Sekadar informasi, Najwa Shihab jadi salah satu yang dipertimbangkan KPU untuk dipilih sebagai moderator debat capres kedua. Namun, hal ini mendapat penolakan dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Adalah Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rodiade yang mengatakan sebaiknya KPU mencari nama lain selain Najwa Shihab. Sebab, katanya, Najwa tidak netral. Hal ini perkaca pada pemilu 2014 lalu.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso mengatakan, kubu mereka belum memutuskan sikap terkait calon moderator itu. Apalagi, katanya, KPU belum menyampaikan secara resmi terkait hal ini.
Dia menerangkan, bila ada penolakan dari kubu Prabowo-Sandi terhadap pilihan moderator ini, hal itu adalah pandangan yang bersifat pribadi.
"Jadi ini yang harus saya sampaikan. Mungkin saja pak Andre (Rosiade) atau beberapa teman menyampaikan itu sebagai usulan pandangan yang bersifat personal dan kami mempersilakan untuk itu," kata dia.