Hasilnya, secara umum hanya satu partai politik yang basis pemilihnya sesuai dengan arah dukungan partai kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Melihat dukungan partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pengusung Joko Widodo-Ma'ruf Amin, diketahui hanya Partai Kesatuan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang basis pemilihnya sebesar 100 persen linier mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Selanjutnya, basis pendukung PDI Perjuangan (PDIP) sebesar 90,1 persen memilih Jokowi-Ma'ruf Amin dan 6 persen mendukung Prabowo-Sandiaga Uno.
"Pada basis koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin, PPP merupakan anggota koalisi di mana basisnya paling banyak keluar dari jalur dukungan partai terhadap capres-cawapres yakni 43 persen. Kemudian Partai Hanura 39,6 persen, Partai Golkar 31,2 persen, Partai Perindo 27,9 persen, Partai NasDem 27,8 persen, PKB 27 persen, PSI 8,1 persen dan PDIP 6 persen," ujar Peneliti Indikator Politik Indonesia, Rizka Halida di Kantor Indikator Politik, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (23/1/2019).
Sementara, pada partai Koalisi Adil Makmur pengusung Prabowo-Sandiaga Uno hanya partai Gerindra yang basis pemilihnya mampu menembus angka 80 persen memilih Prabowo-Sandiaga Uno. Sisanya, 14,1 persen pemilihnya justru memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Pada basis koalisi Prabowo-Sandi, Partai Berkarya paling besar terbelah kepada petahana, 42,1 persen. Kemudian Demokrat 40,5 persen, PAN 26 persen, PKS 21 persen dan Gerindra 14 persen," kata dia.
Lebih lanjut, Rizka menjelaskan, secara sosiologis basis koalisi Prabowo - Sandiaga Uno lebih banyak terbelah pada kelompok perempuan, kelompok usia lanjut, dan terutama di wilayah Jawa Tengah hingga Timur.
"Kelompok perempuan, usia semakin tua, warga pedesaan, kalangan kerah biru, biasanya lebih pasif dalam masalah-masalah politik dan pemerintahan," ungkapnya.
Survei ini dilakukan pada rentang waktu 16-26 Desember 2018 kepada 1.220 responden dengan menggunakan teknik multistage random sampling dan margin of error 2,9 persen