Kenangan Megawati terhadap Menteri Kabinet Gotong Royong

| 23 Jan 2019 18:50
Kenangan Megawati terhadap Menteri Kabinet Gotong Royong
Peluncuran buku The Brave Lady. (Wardhany/era.id)
Jakarta, era.id - Saat peluncuran buku The Brave Lady, Presiden kelima Megawati Soekarnoputri bercerita tentang kerja menterinya yang tergabung dalam Kabinet Gotong Royong.  Salah satu menteri yang paling diingat Mega karena kinerjanya adalah Boediono yang saat itu menjabat sebagai Menteri Keuangan. Kata Mega, Boediono merupakan menteri yang diadukan menteri lainnya.

"Bu, Pak Boed susah banget. Ya memang saya bilang menteri harus pelit. Dalam rapat kabinet saya katakan 'tidak boleh ada menteri saya bilang republik tidak ada uang'. Kan Pak Boed tertolong oleh saya," kata Megawati sambil tersenyum kepada Boediono saat peluncuran buku The Brave Lady di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (23/1/2019).

Megawati juga mengenang saat mengajak Yusril Ihza Mahendra untuk menjabat Menteri Hukum dan Perundang-undangan. Kata Megawati, saat itu, Yusril diminta untuk tak membawa permasalahan partainya ke kabinet.

"Saya panggil Yusril ini dek. Saya bilang kamu ketua umum PBB, dek jangan bawa urusan partai ke saya. Saya urusan tata negara sama kamu," ungkap Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut.

Supaya kalian tahu, peluncuran buku ini merupakan rangkaian peringatan HUT ke 72 Megawati yang juga ketua umum PDI Perjuangan, itu. Tiga mantan wakil presiden, Try Sutrisno, Hamzah Haz dan Boediono, hadir dalam launching buku bersampul warna putih ini. 

Sejumlah menteri di Kabinet Gotong Royong juga hadir. Antara lain Hatta Rajasa, Pernomo Yusgiantoro, Boediono, Rokhmin Dahuri, Faisal Tamin, Hasan Wirajuda, Yusril Ihza Mahendra, Kwik Kian Kian Gie, Malik Fajar dan lainnya. Hadir pula mantan Kapolri Dai Bachtiar. 

Ada pula menteri Kabinet Indonesia Kerja seperti Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Kepala BIN Budi Gunawan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Seskab Pramono Anung, serta Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Rekomendasi