Serangan itu dilancarkan dalam Operation Inherent Resolve, sebutan militer Amerika buat campur tangan mereka di Irak dan Suriah, operasi dengan dalih menyasar kelompok Da'esh.
"ISIS terus melanggar Hukum Konflik Bersenjata dan memanfaatkan bangunan yang dilindungi seperti rumah sakit dan masjid, tindakan yang membuat satu instalasi kehilangan status dilindunginya," kata Komando Sentral AS (CENTCOM) ditulis Anadolu, Jumat (25/1/2019).
CENTCOM menggunakan nama lain kelompok gerilyawan Da'esh. CENTCOM menyatakan serangan tersebut menewaskan gerilyawan Da'esh yang telah menggunakan masjid itu sebagai pusat komando. Meski begitu, tidak dirinci berapa orang yang tewas dalam serangan tersebut.
Serangan itu dilancarkan di tengah penarikan tentara AS dari Suriah, yang pertama kali diumumkan pada Desember oleh Presiden Donald Trump.
Selama beberapa bulan belakangan, AS melancarkan beberapa serangan terhadap masjid di seluruh Suriah, dengan alasan tempat ibadah itu menampung anggota Da'esh. Namun, kenyataannya, serangan AS justru memakan begitu banyak korban sipil.
Pekan lalu, AS menyerang satu masjid lain di Suriah Utara, sehari setelah empat warga negara Amerika --termasuk dua prajurit-- tewas dalam peristiwa yang merupakan serangan bunuh diri oleh anggota Da'esh di Manbij.