Sudah Waktunya Jokowi Lakukan Serangan Balik

| 04 Feb 2019 15:50
Sudah Waktunya Jokowi Lakukan Serangan Balik
Presiden Joko Widodo. (Foto: setkab.go.id)
Jakarta, era.id - Direktur Penggalangan Pemilih Muda Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Bahlil Lahadalia, menganalogikan Pilpres 2019 sebagai pertandingan sepak bola.

Menurut dia, sisa waktu yang ada saat ini hingga hari pencoblosan 17 April mendatang merupakan babak kedua. Sehingga, serangan demi serangan harus terus dilakukan.

"Strategi bola itu kan begini, pertahanan yang paling baik itu adalah menyerang. Jadi saya menganalogikan kalau Pilpres ini seperti main bola. Ada dua babak. Babak pertama itu dari September sampai Desember itu surveinya kita stabil. Kemudian babak pertama itu, kita kemarin bertahan. Nah, babak kedua kita sudah harus menyerang," jelas dia saat ditemui di Rumah Aspirasi, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2019).

Baca Juga : Siapa yang Sebetulnya Ofensif, Jokowi atau Prabowo?

Ketua HIPMI itu juga menilai, yang dilakukan Jokowi saat ini merupakan strategi politik. Apalagi, bagi Bahlil, Jokowi sebagai capres petahana sudah berpengalaman dalam mengikuti berbagai pemilihan seperti Pilwakot, Pilgub, dan terakhir Pilpres. 

Untuk itu, wajar saja pada beberapa bulan terakhir, mantan Gubernur DKI Jakarta itu gencar melakukan serangan balik. "Beliau pasti punya intuisi, punya strategi, dan pasti beliau punya cara atas dasar kondisi obyektif. Kalau sekarang beliau mencoba keluar dari tekanan, itu bagian dari strategi beliau," jelasnya.

Ilustrasi (era.id)

Tak hanya itu, pengusaha ini juga bilang, serangan Jokowi sebenarnya untuk melawan isu hoaks yang seringkali merugikan pribadinya. Apalagi selama ini, Jokowi lebih banyak diam ketika hoaks dan fitnah menyerang dirinya.

Bahkan, sebagai salah satu tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Bahlil mengaku pernah memberikan masukan agar Jokowi dapat melawan balik saat ada isu yang tak sesuai dan menyerang secara pribadi.

Baca Juga : Gerakan Penangkal Fitnah untuk Memerangi Hoaks

"Menurut kami ini sebuah langkah tepat agar jangan hoaks melulu. Mana ada sih sekarang, presiden yang dimaki pun diam melulu. Dibilangin agamanya enggak jelas, senyum. Dibilangin PKI, senyum. Dibilangin muka jelek, senyum. Saya kadang bilang, 'Pak, bapak ini terlalu baik kali pak. Harus keluar'," ungkap Bahlil.

Infografis (era.id)

Supaya kalian tahu, capres nomor urut 01 Joko Widodo mulai menunjukkan taringnya. Lihat saja saat dia berpidato di deklarasi Koalisi Alumni Diponegoro di kawasan Kota Lama Semarang, dan deklarasi Forum Alumni Jawa Timur di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/2). 

Merasa gerah, Jokowi menyinggung isu yang dilempar kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Mulai dari isu Indonesia bubar tahun 2030, dugaan propaganda ala Rusia dalam kampanye, angka kemiskinan setara dengan Haiti, hingga hoaks Ratna Sarumpaet. Jokowi buka suara atas alasan kenapa ia mengeluarkan serangan balik kepada lawan politiknya itu. Jokowi menganggap penyampaiannya sebagai ungkapan apa adanya.

"Saya menyampaikan apa adanya. Masak saya diem terus? Saya disuruh sabar terus? Ndak dong. Saya sekali-sekali (begini), dong," ujar Jokowi di Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (3/2/2019).

Perlu kamu tahu, dalam serangan baliknya, Jokowi menyindir capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang pernah bilang Indonesia akan bubar pada tahun 2030 pada Konferensi Nasional dan Temu Kader di Sentul Bogor beberapa waktu lalu. Ungkapan ini diakui Prabowo mereferensi buku berjudul The Ghost Fleet Yang ditulis oleh PW Singer and August Cole. 

 

Tak hanya itu, Jokowi juga menduga ada propaganda atau adu domba ala negara Rusia, berdasarkan banyaknya lemparan kabar bohong atau hoaks menjelang kontestasi Pilpres 2019. Jokowi sih, tidak menyebut langsung itu dari kubu Prabowo-Sandi. Tapi, siapa lagi lawan Jokowi di Pemilu nanti kalau bukan Prabowo?

"Begitu banyaknya fitnah, hoaks, kabar bohong yang lalu lalang di medsos. Cara berpolitik itu harus memberikan edukasi, cara berpolitik yang penuh keadaban, sopan santun. Problemnya adalah ada tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia, yang setiap saat mengeluarkan semburan-semburan dusta, semburan hoaks, ini yang segera harus diluruskan bapak-ibu sebagai intelektual," ungkap dia.

Rekomendasi