Arief menjelaskan, KPU memiliki tim untuk bagian data dan informasi. KPU juga menggunakan teknologi informasi sebagai alat bantu untuk memudahkannya bekerja.
"Ada, di bagian data dan informasi. KPU punya sistem untuk mengontrol pekerjaannya baik atau tidak serta alat bantu bagi publik untuk mengontrol KPU itu sendiri," ujar Arief saat ditemui di Ruang Tengah Cafe, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (5/1/2018).
Meski demikian, KPU tetap khawatir terhadap peretasan sistem informasi dan teknologinya.
"Dengan adanya kekhawatiran itu, kita atasi dengan membangun benteng pertahanan yang kuat lah, supaya teknologi informasi itu tidak mudah diganggu, dirusak oleh pihak yang bertanggung jawab," lanjut Arief.
Soal kekhawatiran SBY, Arief mempersilakan siapapun yang memberi catatan kepada KPU, dan ini menjadi pengingat supaya lebih berhati-hati.
"Kami tentu berterima kasih kepada siapapun yang memberi peringatan supaya KPU juga bisa mawas diri. KPU bekerta secara maksimal menjaga itu supaya aman," ungkap Arief.
Sebelumnya, SBY dalam pidatonya ingatkan KPU agar transparan dan akuntabel dalam menjalankan tugasnya. Kata SBY, KPU perlu mewaspadai ancaman peretasan sistem informasi saat pilkada atau pemilu berlangsung.