Ma'ruf Amin: Salah Satu Tugas Ulama, Perangi Hoaks

| 21 Feb 2019 12:32
Ma'ruf Amin: Salah Satu Tugas Ulama, Perangi Hoaks
Cawapres Ma'ruf Amin dan Habib Abdurrahim Assegaf. (Foto: Istimewa)
Makassar, era.id - Dalam safari silaturahminya ke Makassar, cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengatakan tugas seorang ulama tidaklah mudah. Seorang ulama dituntut untuk menyempurnakan akhlak umat sekaligus menjaga keutuhan bangsa.

Hal ini disampaikan Ma'ruf saat berkunjung ke Rumah Zikir dan Dakwah Darul Ahsan di Makassar, Sulawesi Selatan. Ma'ruf diterima langsung oleh Mursyid Rumah Zikir dan Dakwah Darul Ahsan Habib Abdurrahim Assegaf Puang Makka beserta para jemaahnya. Tak hanya itu, cawapres pendamping Joko Widodo di Pilpres 2019 ini diminta mengisi tausiah. 

"Tugas ulama ini banyak. Ini kan orang tarekat menyempurnakan kemanusiaan menjadi insan kamil, bersih dari syirik-syirik," kata Ma'ruf dalam tausyiahnya, Kamis (21/2/2019).

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menyebut, pemuka agama punya kewajiban untuk memerangi hoaks. Apalagi, hoaks merupakan sifat tercela yang dilarang oleh agama. 

Tak hanya soal hoaks, Ma'ruf minta ulama tak memaksakan kehendak saat berdakwah. Menurut Mustasyar PBNU ini, dakwah harusnya dilakukan dengan cara yang santun dan lembut sama seperti yang dilakukan Nabi Muhammad.

"Jangan dengan cara-cara yang tidak santun. Sekarang banyak mubalig dari kalangan almakiyun, itu ahli maki-maki. Harusnya layinan (lemah lembut)," kata dia.

Ma'ruf juga meminta kepada ulama untuk mengetahui latar belakang dan tujuan dari sebuah ayat Alquran. Sebab, saat ini banyak ulama yang menerapkan ayat, tetapi tidak kontekstual dengan kondisi saat ini. "Masak ayat perang mau dipakai di negara damai. Ini yang melahirkan ekstremisme, intoleran dan terorisme," tegasnya.

Sementara itu, Habib Abdurrahim menyebut tausyiah Ma'ruf bisa mencerahkan dirinya dengan jemaahnya untuk berbuat banyak bagi negara. Apalagi, dia menyebut, cawapres nomor urut 01 itu tahu banyak soal kondisi negara dan agama.

Apalagi, menurut Habib Abdurrahim, jangan menganggap remeh kemampuan Ma'ruf. Sebab, Ma'ruf pernah menjadi anggota legislatif.

"Jadi jangan bicara tentang republik dengan Kiai Ma'ruf. Dulu pernah jadi mantan anggota MPR, DPR, sudahlah lengkap. Jadi beliau suka senyum-senyum kalau ada yang terlalu pintar di depannya soal negara, padahal beliau pakarnya," ungkapnya.

Rekomendasi