Tim Editor
Artinya, kita memiliki waktu tiga hari untuk terbebas dari nuansa kampanye yang telah dimulai sejak bulan September lalu. Waktu ini dapat digunakan agar masyarakat yang memiliki hak untuk merenung, menentukan pilihannya tanpa diganggu.
Tapi, ada hal yang harus diperhatikan oleh kita. Debat kelima antar calon presiden dan wakil presiden digelar sehari sebelum masa tenang, atau pada hari terakhir masa kampanye. Nah, ada kerawanan masa tenang masih terganggu dengan euforia kampanye enggak nih?
"Sebetulnya perlu kedewasaan dari kita semua, ya penyelenggara pemilu, peserta pemilu, termasuk pemilih untuk menjaga agar masa tenang tak terusik dengan urusan kampanye," ujar Ketua KPU Arief Budiman di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (26/2) malam.
Kalau KPU, kata Arief akan menggunakan masa tenang dengan lebih berkonsentrasi dengan persiapan dan pemantauan logistik pada hari pemungutan suara 17 April nanti.
"Misalnya memastikan distribusi logistiknya siap, memastikan bahwa KPPS-nya siap semua. Jangan sampai misalnya, misalnya ini ada KPPS yang kemudian jatuh sakit, atau ada KPPS yang meninggal dunia. Tentu akan merepotkan karena sudah tinggal beberapa hari," jelas Arief.
Tak hanya KPU yang mesti fokus pada persiapan hari-H pesta demokrasi yang digelar lima tahun sekali ini. Peserta pemilu, baik capres-cawapres, partai politik, maupun calon anggota DPD juga mesti mempersiapkan diri.
"Peserta pemilu saya pikir juga harus mempersiapkan diri itu. Kalau menurut Undang-Undang kan peserta pemilu harus membersihkan semua alat peraga kampanye yang dia pasang," ungkapnya.
Dengan begitu, Arief berharap para pemilih yang sudah memantau jalannya masa kampanye, bisa merenung dan menyiapkan dirinya, kira-kira siapa pasangan yang terbaik, peserta pemilu yang terbaik, yang akan dipilih di hari pemungutan suara.
