"Itu supaya orang juga tahu langsung. Memang disiarkan televisi, tapi mungkin dengan nonton langsung orang bisa lebih paham dengan detail," kata Arya kepada wartawan, Rabu (27/2/2019).
Menurut Ketua DPP Partai Perindo ini, keramaian penonton akan menjadi satu visual yang menarik saat debat tersebut ditayangkan di televisi. Dia mengibaratkan, debat capres-cawapres seperti pertandingan sepakbola. Sehingga meski ricuh, mereka tetap boleh menyaksikan tim kesayangan secara langsung agar animonya lebih terasa.
Arya mengkritik keras kesepakatan pengurangan jumlah penonton yang dicapai bersama Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu. Dia menuding BPN takut menghadapi debat di tengah keramaian khalayak.
"Kalau memang ingin agar kondusif ya lebih baik biar bedua aja, nggak ada penonton, nggak banyak orang. Penontonkan sebagai dinamika dari keramaian debat, banyak yang nonton ya lebih bagus," ungkapnya.
Anggota TKN sekaligus anggota tim persiapan debat paslon 01 Jokowi-Ma'ruf Amin, Lukman Edy mengatakan sejak awal pihaknya tak ingin ada pengurangan jumlah penonton debat. Kalau penonton dikurangi karena gaduh, menurut Lukman, itu merupakan tanggung jawab dari pihak penyelenggara.
"Rapat terakhir kami megusulkan supaya tidak ada pengurangan penonton, kalau misalnya ada gaduh di dalam yang disebabkan satu dua penonton, justru kami kemarin meminta supaya kpu, penyelenggara atau petugas itu bertindak tegas," ungkap Lukman.
Lukman yang hadir dalam debat pertama dan kedua menyebut, meski jumlah tamu undangan mencapai 150 orang namun nyatanya debat tetap berjalan secara kondusif. Sebab, saat itu moderator berani menegur penonton yang gaduh.
Sehingga dalam debat ketiga tersebut, Ketua DPP PKB ini berharap jika ada penonton yang gaduh bisa langsung ditindak daripada mengurangi jumlah penonton.
"Jumlah undangan gak dikurangin tapi pengawasan terhadap penonton itu diperketat. Sehingga kalau ada penonton yang melalukan pelanggaran bertindak ceroboh, bikin gaduh, maka langsung aja keluarkan," tegasnya.
Supaya kalian tahu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengurangi jumlah tamu undangan yang hadir dalam pelaksanaan debat capres-cawapres 2019. Pengurangan jumlah penonton ini didasari alasan bahwa saat Debat Pilpres kedua, suasana terlalu riuh akibat banyak suporter.
Ketua KPU Arief Budiman menyebut dalam debat yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat tersebut, jumlah 600 undangan dirasa padat dan terlalu ramai. Maka, Arief akan mengurangi total undangan menjadi 450 orang.
Rinciannya, KPU hanya akan mengundang 75 orang pendukung masing-masing kandidat untuk menonton debat pilpres ketiga secara langsung. Selain itu, KPU juga mengundang 300 orang dari kalangan umum untuk menonton debat.