Ditemui saat mangkal di kawasan Setu, Yusuf memiliki tekad untuk menyuarakan aspirasi teman-teman ojek onlinenya di kursi pemerintahan.
"Kebetulan memang kita di Bekasi khususnya kabupaten kan tidak punya perwakilan dari kawan-kawan ojek online sama sekali. Akhirnya kawan-kawan ojek online ini mendorong saya untuk maju," kata Yusuf kepada era.id, Selasa (5/3).
Yusuf dan keluarganya (Jamalaudin/era.id)
Berbekal ilmu politik yang diterimanya sewaktu kuliah di Universitas Kristen Indonesia (UKI) angkatan 1996. Ayah dua anak itu memberanikan diri maju sebagai caleg PDIP untuk Dapil 3 Tambun Selatan.
Sebagai pengemudi ojek online, Yusuf harus memutar otak untuk mencari dana kampanye. "Ada modal sendiri dari korek-korek (mencari) tabungan dari hasil ngojek sehari-hari dan ada kawan-kawan patungan nyumbang sedikit-sedikit," ucapnya.
Dengan dana kampanye yang seadanya, Yusuf juga harus mencari cara kampanye yang ekonomis sekaligus kreatif. Yusuf kerap mengkampanyekan program kerjanya kepada setiap penumpang yang dibawanya. Tak lupa dirinya berharap agar aspirasi pengemudi ojek online dapat ia sampaikan di ranah pemerintahan.
Yusuf ketika menampung aspirasi bersama teman-teman ojolnya (Jamaludin/era.id)
Status Yusuf sebagai pengemudi ojek online yang nyaleg juga mendapat dukungan penuh dari keluarga dan rekan-rekan ojolnya. Yusuf mengaku optimistis meski berasal dari kalangan pengemudi ojek online, tetap dapat berlaga dalam kontestasi Pileg 2019.
"Karena kita di Bekasi ini khususnya kabupaten Bekasi ojek online kan masih jadi anak tiri, dari perlakuan warga atau perlakuan pemerintah daerah sekalipun kita masih di anak tirikan, karena kita tidak mempunyai perwakilan di situ baik di DPR atau DPRD, akhirnya saya maju di sini," ungkapnya.