Solimah meledakan diri setelah sang suami tertangkap polisi, Selasa (12/3) siang. Dia meledakkan bom pada Rabu (13/1) dini hari, saat dirayu polisi untuk menyerahkan diri. Ledakan membuat tubuh dia terpecah dan terlontar puluhan meter dari rumahnya. Nyawanya pun turut hilang.
Saat peristiwa ledakan itu terjadi, Solimah tidak sendirian. Dia bersama anak laki-lakinya yang berusia tiga tahun. Sementara, Husain dan Solimah punya tiga orang anak.
Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto mengatakan, tubuh Solimah berhasil diidentifikasi oleh tim DVI Polri dalam keadaan yang tidak utuh. Jenazah Solimah dan anaknya sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Sibolga.
"Tubuh korban terpental sekitar 70 meter dari rumahnya, maka tim DVI masih bekerja untuk memastikan apakah masih ada bagian tubuh yang lain," kata Agus dilansir Antara, Kamis (14/3/2019),
Selain itu, di rumah Husain masih tersimpan sejumlah bom. Polisi menyita dan akan dilakukan pemusnahan di belakang kantor Polres Tapanuli Tengah untuk alasan keamanan.
Polisi menduga bom yang ada di rumah Husain berjenis bom lontong. Bom lontong tersebut merupakan bom rakitan dari pipa paralon yang berisikan potasium, paku, baut, dan pecahan kaca.
Ilustrasi dibuat oleh Ilham/era.id
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol M Iqbal mengatakan penangkapan terduga teroris Husain alias Abu Hamzah merupakan hasil pengembangan dari penangkapan terduga teroris di Lampung sebelumnya.
"Densus 88 sudah menjajaki kelompok ini beberapa waktu yang lalu. Seorang pelaku sudah ditangkap kemarin di Lampung. Densus 88 lanjut mengembangkan ke Sibolga untuk menangkap tersangka lain jaringan Lampung," tutur M Iqbal dalam keterangannya Jakarta, Selasa (12/3)
Meski terduga teroris R alias Putra Syuhada (23) yang ditangkap di Lampung merupakan sel tidur yang bekerja sendiri, tetapi Tim Densus 88 Antiteror Polri menemukan jejak komunikasi dengan pihak lain.
M Iqbal menuturkan penangkapan teroris di Sibolga tidak terkait pemilu, apalagi pengamanan presiden yang akan berkunjung ke suatu daerah sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) tersendiri, termasuk dari ancaman teroris.