Apalagi elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin yang merosot setelah melihat hasil survei Litbang Kompas. Terlebih ada beberapa wilayah yang diklaim telah diamankan oleh paslon 01 Jokowi-Ma'ruf, tapi berhasil masih dimenangkan oleh paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Dua hal mendasar yang perlu dievaluasi dan perlu ditindaklanjuti. Secara internal kami merasa belum maksimalnya proses mengkomunikasikan capaian dari pemerintahan Pak Jokowi selama empat tahun memimpin," kata Verry saat dihubungi era.id, Rabu (20/3/2019).
Kata Verry, pencapaian ini harusnya bisa jadi nilai plus bagi masyarakat untuk memilih calon petahana. Tapi sayangnya, hal itu belum terjadi secara maksimal karena tak banyak masyarakat yang mendapat akses perihal keberhasilan pemerintahan Jokowi saat ini.
"Sebenarnya komunikasi publik belum menyentuh ke grass root. Bahasa yang dipergunakan masih bahasa teknis dan belum menyentuh kepada makna sebenarnya dari pencapaian tersebut," ungkapnya.
Sekjen PKPI ini juga bilang, beberapa hal yang berkaitan dengan komunikasi akan dibahas dan diharapkan dapat segera diterapkan. Apalagi, pencoblosan tinggal beberapa minggu lagi. "Ini yang perlu ditingkatkan, dikomunikasikan, dan diperbaiki."
Hal senada juga dikatakan Direktur Program TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Aria Bima bilang, sebenarnya kekurangan tim pemenangan paslon 01 bukan hanya soal mengkomunikasikan keberhasilan kinerja calon petahana. Tapi, juga kurang selarasnya tim pemenangan untuk menangkal isu hoaks.
"Kinerja partai juga belum satu orkestrasi tapi mereka semua sudah bekerja," kata Aria di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat.
Secara tegas, politikus PDIP itu menyebut, tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf harus segera menyelaraskan antara satu dengan yang lain untuk melawan isu hoaks. "Satu-satunya (cara) kita harus satu orkestrasi melawan hoaks. Baik lewat medsos, media mainstream, maupun lewat door to door."
Bahkan, dia menyebut rumah ibadah kerap jadi perhatian tim pemenangan paslon 01 ini. Sebab kata Aria, saat ini rumah ibadah juga seringkali disalahgunakan sebagai tempat penyebaran hoaks.
Tak hanya tim pemenangan, paslon 01 Jokowi-Ma'ruf Amin juga harus berjuang keras menangkal isu hoaks yang makin deras mengalir jelang berakhirnya masa kampanye. "Hoaks harus dilawan dan Jokowi-Kiai Ma'ruf Amin akan terus menyampaikan mana yang isu hoaks (dalam kampanye)."
Menurut data survei yang dilakukan Litbang Kompas terkait elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pilpres 2019. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terpaut 11,8 persen.
Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin hingga Maret 2019 berada di angka 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 37,4 persen. Padahal saat Oktober 2018, perolehan suara keduanya masih berjarak 19,9 persen dengan keunggulan suara di pihak Jokowi-Ma'ruf. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 52,6 persen, Prabowo-Sandiaga 32,7 persen.