Kubu Jokowi Sebut Hoaks Racun Demokrasi

| 02 Apr 2019 20:16
Kubu Jokowi Sebut Hoaks Racun Demokrasi
Ilustrasi (era.id)
Jakarta, era.id - Pemerintah mendapati adanya peningkatan hoaks jelang pencoblosan Pemilu 2019. Jumlah ini meningkat pesat pada bulan Maret atau sebulan jelang pencoblosan yang dilakukan pada 17 April 2019. 

Dari temuan ini, hoaks yang paling banyak muncul adalah yang berkaitan dengan politik dan Pemilu. Data Kementerian Komunikasi dan Informasi menyebutkan, ada 453 hoaks diidentifikasi oleh tim dan mesin AIS, 130 di antaranya memuat isu politik. Hoaks temuan Kominfo antara lain berupa kabar bohong tentang calon presiden, partai politik maupun lembaga penyelenggara pemilu. 

Menanggapi itu, Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengatakan hal tersebut sangat menyedihkan. Apalagi, bangsa Indonesia, kata Hasto, merupakan bangsa yang mengedepankan persatuan dan musyawarah.

"Hoaks adalah racun bagi demokrasi. Dalam jangka panjang, hal itu bisa membunuh kemanusiaan dan dalam jangka pendek itu meracuni seluruh tradisi politik berkeadaban itu," kata Hasto di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2019).

Hasto juga sepakat dengan pernyataan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) yang mengatakan hoaks adalah musuh bersama. "Apa yang disampaikan oleh Kominfo kami menyampaikan dukungsn sepenuhnya." 

Ke depan, Sekjen PDI Perjuangan ini berharap, temuan Kemenkominfo ini bisa ditindaklanjuti para politisi. Tujuannya agar hoaks selama pemilu bisa dinetralisir. Apalagi, saat ini hari pencoblosan hanya tinggal 15 hari lagi.

"Ini otokritik bagi seluruh elite politik agar mengedepankan politik yang beretika, mengedepankan moral, dan mengedepankan kebaikan bagi seluruh warga Indonesia," ungkapnya.

Supaya kalian tahu, Kementerian Kominfo mencatat sejak Agustus 2018, total hoaks yang mereka indetifikasi sebanyak 1.224 konten, 311 di antaranya berupa hoaks politik.

Dalam penangan hoaks ini, Kementerian Kominfo membuat pusat aduan agar bisa diakses warganet. Warganet yang mendapatkan informasi mencurigakan bisa mengadu ke [email protected] atau melalui akun Twitter @aduankonten. 

Rekomendasi