Analisa dan prediksi itu disampaikan pengamat politik dan hukum dari Universitas Udayana, Jimmy Usfunan. Bagi dia, citra Jokowi yang juga jadi petahana di Pilpres 2019 akan mendapat nilai postif.
"Penangkapan ini tentu akan memberikan pengaruh di dalam konteks politik, namun juga bisa memberikan citra positif bagi petahana (Joko Widodo)," kata Jimmy seperti dilansir dari Antara, Jumat (15/3/2019).
Jokowi maupun Timses pasangan 01 akan punya bukti kalau hukum di negeri ini masih on the track. Tak satu pun manusia di negeri ini yang kebal hukum. Sekali pun dia adalah seorang ketua umum dari partai koalisi.
"Penangkapan ini menunjukkan bahwa dalam proses penegakkan hukumnya ada prinsip persamaan di mata hukum yang sedang dilaksanakan, sehingga penangkapan ini perlu diapresiasi," tutur Jimmy.
Jimmy menyarankan supaya Romahurmuziy sebaiknya mundur saja. Selain baik buat partai, juga untuk memudahkan proses penegakkan hukum dan demi kelancaran penegakan hukum. Setidaknya, nama Romy yang sudah hancur lebur, masih ada sisi baik.
Sejumlah pengamat memprediksi, PPP akan semakin sulit berbicara banyak di pemilu mendatang. Apalagi pagelaran pesta demokrasi itu dilakukan sebulan lagi. Hampir pasti akan berdampak politik signifikan bagi PPP.
"Apalagi pelaksanaan pemilu 2019, hanya tinggal sebulan lagi," kata Founder dan CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali.
"PPP saat ini, sedang berjuang untuk lolos ke Senayan dengan memperoleh 'presidential threshold' lebih dari 4,0 persen. Dengan adanya, kasus penangkapan terhadap ketua umum, maka semakin sulit bagi PPP untuk mewujudkan PT 4,0," tutupnya.