Tangan Terbuka DKI Soal Investasi LRT

| 10 Jan 2018 06:05
Tangan Terbuka DKI Soal Investasi  LRT
Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat. (leo/era.id)
Jakarta, era.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno bertemu Menteri BUMN, Rini Soemarno. Keduanya membicarakan rencana PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) membangun Light Rail Transit (LRT) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). 

Setelah pertemuan, Sandi dan Rini sepakat melakukan riset terlebih dahulu. Kajian akan berkutat pada dana investasi yang diberikan PT Ratu Prabu. 

"Kalau misalnya ada swasta yang mau membangun dan menggunakan dana sendiri tanpa bantuan dari pemerintah, kita harus kaji," kata Sandi di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (8/1/2018).

Keduanya mengaku terbuka terhadap realisasi proyek LRT sepanjang 400 kilometer tersebut. Tidak ada halangan, dan bisa dipercepat selama nilai-nilai investasi dalam proposal seusai dengan rencana LRT.

"Dan seandainya itu betul-betul visible, sangat memungkinkan, itu harus kita dorong dan dipercepat," lanjutnya.

Sandi menilai, PT Ratu Prabu serius dengan proposal yang diajukan. Dia mengaku, perusahaan itu menggandeng konsultan pembangunan internasional sebelum mengajukan proyek itu kepadanya. Setumpuk kajian data dalam proposal itu juga telah diterima Kementerian Perhubungan, dan Badan Pengelola Transportasi Jakarta. 

"Mereka selama ini berkoordinasinya dengan Kementerian Perhubungan dan BPTJ. Tentunya kami melihat bahwa di sini leading sector-nya adalah Kementerian Perhubungan," lanjutnya. 

Sebelumnya Presiden Direktur PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI), B Bur Maras menyambangi Balai Kota Jakarta pada Kamis (4/1). Kedatangan Maras untuk menyampaikan rencana pembangunan LRT yang terbagi menjadi tiga fase. Nilai investasi dari proyek itu diperkirakan mencapai Rp405 triliun. 

Sejatinya, PT. Ratu Prabu tak perlu merogoh kocek sepeser untuk menutup dana sebesar itu. Alasannya, dana investasi akan diperoleh dari pinjaman bank Korea Selatan, China dan Jepang. 

Jika disetujui Pemprov DKI dan stakeholder terkait, proyek pembangunan LRT PT Ratu Prabu akan mulai dibangun 2019. Ditargetkan selesai selama lima tahun. Pembangunan akan berlangsung selama tiga fase.

Fase pertama terdiri dari sembilan jalur dari line A-I. Fase kedua terdiri dari line J-M dan fase ketiga terdiri dari line N-Q. Adapun rute tersebut adalah: 

Fase ke-1

Line A akan menghubungkan Karawaci - Jl. Sultan Agung

Line B dari Jl Serpong - Bandara Soekarno Hatta

Line C dari Bendungan Hilir - Kampung Bandan

Line D dari Bandara Soekarno Hatta - Cawang 

Line E dari Jl Joglo Raya - Gelanggang Olahraga

Line F dari Cikunir - Selamat Sempurna (Pluit)

Line G dari Antasari - Depok

Line I dari Dufan - Bintara

Fase ke-2

Line J dari Jl. Nasional 1 (Kapuk Muara) - Bintara Permai

Line K dari Tentara Pelajar - Kemang Raya, 

Line L dan M direncanakan menuju Pulau Reklamasi

Fase ke-3

Line N dari Jl Otto Iskandar Dinata - Depok 

Line O dari Jalan Nasional 2 - Jalan Pajajaran Bogor

Line P dari Jalan R.E Martadinata - Cikunir

Line Q dari Depok - Jalan Raya Bogor