SBY Disinggung Prabowo, AHY Pastikan Demokrat Solid
SBY Disinggung Prabowo, AHY Pastikan Demokrat Solid

SBY Disinggung Prabowo, AHY Pastikan Demokrat Solid

By Yudhistira Dwi Putra | 13 Apr 2019 23:23
Jakarta, era.id - Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemilu 2019 Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan partainya akan tetap gabung dalam koalisi pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

Hal ini ia katakan saat disinggung soal sejumlah kader Partai Demokrat yang hadir di lokasi debat memutuskan untuk keluar di saat debat masih berlangsung. Di antaranya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik, Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, dan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan.

"Enggak mungkin lah kami keluar dari koalisi, besok tiga hari lagi tinggal pemungutan suara. Tidak perlu membuat suasana panas (seperti menduga) koalisi tidak utuh, koalisi tidak solid," kata Agus di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2019).

"Kami solid, kami utuh bisa memberikan support bagi pilpres, tapi kami juga punya mandat untuk memenangkan Partai Demokrat dalam pemilihan legislatif."

Sejumlah petinggi Demokrat keluar dari lokasi usai pernyataan Prabowo yang secara terbuka menyalahkan presiden sebelum Jokowi karena salah mengelola perekonomian negara.

Prabowo menilai, presiden-presiden terdahulu telah membawa Indonesia kepada arah ekonomi yang salah karena selama ini hanya mengirim bahan mentah ke luar negeri untuk diproduksi negara lain. Tapi Prabowo menegaskan, itu bukanlah kesalahan di era pemerintahan Jokowi. Tapi dia menyebut presiden sebelum Jokowi.

Tapi, Agus tak ingin berkomentar lebih jauh soal itu. "Saya tidak ingin mengomentari lebih jauh. yang jelas bagi saya setiap yang dilakukan oleh generasi pendahulu itu wajib diapresiasi."

Kata anak dari presiden keenam, Susilo Bambang Yudhoyono ini, semua pihak perlu mengapresiasi hasil kepemimpinan presiden yang baik, apalagi kalau itu memang terasa oleh rakyat kita

"Tapi, sekali lagi, tentu karena masa kepemimpinan yang dibatasi oleh Undang-Undang ada hal-hal yang belum tuntas, belum sempurna, itulah tugas pemimpin selanjutnya untuk memperbaiki."

Rekomendasi
Tutup