"Kalau dari Pak Prabowo enggak ada ya. Saya tidak pernah mendengar dan juga menemukan bukti semacam itu ya. Kalau itu terkait kesiapannya untuk menyiapkan dana untuk pemilu yang digunakan untuk dirinya sendiri saya kira itu sangat mungkin," ujar Fadli di Gedung DPR, Kamis (10/1/2018).
Fadli menambahkan, permintaan dana seperti ini adalah hal biasa menjelang pilkada. Katanya, sumber dana itu bisa berasal dari kantong pribadi maupun dari penggalangan dana lain.
"Logistik di sebuah pertarungan seperti pilkada itu sangat dibutuhkan. Berapa dana yang disiapkan. Kan belum tentu dananya dia," lanjutnya.
Sebelumnya, La Nyalla mengatakan, ada permintaan dari Partai Gerindra untuk membayar uang saksi dan pencarian dukungan dari partai lain pada Pilkada Jatim 2018.
"Saya, tanggal 20 sudah mengembalikan surat tugas karena saya disuruh cari uang Rp40 miliar. Alasannya untuk membayar uang saksi. Saya sudah minta kepada Prabowo untuk kasih kesempatan saya, kasih keluar dulu surat tugasnya, kemudian saya kumpulkan rekan-rekan pengusaha muslim saya untuk membantu," kata La Nyalla di RM Mbok Berek, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (11/1/2018).
La Nyalla menegaskan, Prabowo menyampaikan jika dirinya tidak punya uang, maka tidak perlu maju dalam Pilkada Jatim 2018.
"Sebenarnya saya ini punya uang, sumpah. Tapi saya enggak mau keluar uang dulu kalau saya belum dapat surat rekomendasi. Kalau saya sudah didaftarkan ke KPU, baru saya kasih duit," ujarnya.
Selain itu, La Nyalla diharuskan membawa uang Rp150-170 miliar kepada Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sebagai 'pelicin' untuk memudahkannya maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur pada Pilkada 2018.
"Saya ditanya, dia bilang, siapkan 170-150 nanti akan dibawa ke Prabowo langsung," ujar La Nyalla
Bendahara La Nyalla, Tubagus Daniel menegaskan, dia punya rekaman percakapan La Nyalla dengan Fadli Zon terkait hal itu.
"Katanya begini, 'gampang bos kalau mau rekom dari Partai Gerindra, bawa saja Rp150-170 miliar. Bawa cash (setelah itu) saya bawa ke Prabowo. Beres,' itu direkam teman saya. Ya alhamdulillah berati ada bukti," ungkap Daniel.
Daniel mengungkapkan, La Nyalla mengiyakan permintaan itu karena masih percaya dengan Fadli.
"Perjalanan demi perjalanan saya timbul minta Robicon satu. Saya iyakan, saya belum main rekam-rekaman karena saya masih percaya. Selanjutnya malah minta uang. Mas La Nyalla minta uang total Rp6 miliar dan uang itu sudah masuk Hambalang (rumah Prabowo)," tutur Daniel.
"Pada saat itu si oknum F minta siapkan dana dan plus cek dibikin cek 70 M dan tanggal 20 April cek akan bisa dicairkan karena 27 april sudah mendekati pembayaran saksi," lanjutnya.
Daniel melanjutkan, ucapannya ini bukan untuk menjatuhkan Partai Gerindra. Ia hanya ingin meluruskan bahwa masih ada oknum tidak bertanggung jawab di lingkup Partai Gerindra.
"Kasihan Prabowo dibentengi oleh orang orang yang tidak baik," kata Daniel.