Yang terpenting bagi Ma'ruf dirinya bersama capres petahana, Joko Widodo bisa mengungguli penantangnya dalam perhitungan secara nasional.
"Enggak apa-apa daerah-daerah (kalah). Tapi yang penting nasionalnya saja. Jadi, kita jangan bicara daerah, bicara nasional saja," kata Ma'ruf kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2019).
Ma'ruf menyebut ada sejumlah faktor yang membuat paslon 01 kalah di dua wilayah itu. Tapi dia tak mau menjabarkan lebih jauh soal faktor kekalahan tersebut. "Ya banyak faktor tentunya, lebih banyak faktor lah," imbuh dia.
Kekalahan calon petahana di wilayah ini sebenarnya juga terjadi saat Pilpres 2014. Saat maju bersama Jusuf Kalla, Jokowi kalah dan terulang lagi di pilpres kali ini saat Jokowi maju bersama dengan Ma'ruf Amin yang seringkali disebut sebagai putra daerah karena lahir di Banten.
Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Verry Surya Hendrawan mengamini jika kekalahan ini terjadi karena banyak faktor. Salah satunya adalah berkembangnya narasi negatif di wilayah tanah jawara itu.
"Kekalahan kita adalah akibat dari politik yang mengedepankan narasi negatif. Jadi terlepas dari ajakan positif yg kita sampaikan. Masih ada saudara kita yg menggunakan framming negatif dalam kampanye," ungkap Verry.
Dia sempat mencontohkan beberapa framming negatif yang disebarkan. Salah satunya adalah terkait kriminalisasi ulama dan antek asing yang sering dibunyikan sebagai kampanye negatif.
Very bilang, alih-alih mencari informasi tambahan atau melakukan tabayyun, masyarakat banyak yang langsung percaya dengan informasi menyesatkan itu. Sehingga, meski Ma'ruf banyak bergerak di wilayah Banten, wilayah itu masih belum bisa ditaklukan oleh paslon 01.
"Sekuat apa pun kita membendung karena ini sudah masuk secara terstruktur sejak lama itu yang menjadi poin kritikal," kata Verry.
Biar pun kalah, Sekjen PKPI itu mengklaim jarak kekalahannya dengan paslon 02 Prabowo-Sandiaga di Banten tak jauh. Sehingga, bisa dikatakan pergerakan Ma'ruf di daerah itu tidaklah gagal.
"Sebelum Kiai Ma'ruf turun atau dideklarasikan sebagai cawapres 01, (jarak) suara di Banten cukup jauh tapi dengan turunnya beliau perlahan-perlahan naik. Memang belum sampai melewati suara 02 tapi apa yang dilakukan bisa mengurangi gap --jarak," tegasnya.
Sebagai tim pemenangan, walau kalah di Banten, Jokowi dan Ma'ruf setelah ditetapkan dan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI bakal tetap memperhatikan wilayah itu. "Kita pastikan, Pak Jokowi sudah menyampaikan ini tidak akan mempengaruhi arah haluan kebijakan dan pemerintahan selanjutnya," tambah dia.
Supaya kalian tahu, Pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin kalah dari pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Banten pada Pemilu 2019.
Dari hasil rekapitulasi, paslon 01 Jokowi-Ma'ruf memperoleh suara sebanyak 2.537.524 di Provinsi Banten. Sedangkan, paslon 02 Prabowo-Sandiaga memperoleh suara sebesar 4.059.514.
Ada pun, selisih perolehan suara keduanya sebesar 1.521.990, dengan jumlah suara sah sebanyak 6.597.038 pemilih, jumlah suara tidak sah 194.128 pemilih, dan total suara sah dan tidak sah sebanyak 6.791.166 pemilih.