Pantai barat Libya adalah tempat keberangkatan utama ratusan ribu migran yang menyelamatkan diri dari perang dan kemiskinan di negeri-negeri mereka untuk mencapai pantai Italia.
Menurut juru bicara Angkatan Laut Libya, Ayoub Qassem, satu kapal penjaga pantai yang merupakan bagian dari angkatan laut menyelamatkan 87 migran dari lepas pantai Qarabuli, kota kecil yang berada 50 kilometer di sebelah timur Tripoli.
Satu kelompok yang terdiri atas sebanyak 203 migran diselamatkan dari dua perahu karet di lepas pantai Ziltin, kota kecil yang terletak 160 kilometer di sebelah timur Tripoli, kata Qassem.
"Semua migran ditemukan berpegang pada perahu yang pecah dan lusuh. Mereka diselamatkan oleh patroli penjaga pantai dengan dua kapal berbeda," kata Qassem.
Semua migran itu telah diserahkan kepada departemen yang menangani migrasi tidak sah setelah mereka turun di dua kota, Khomaz dan Janzur. Mereka berasal dari beberapa negara Arab dan Sub-Sahara, termasuk tujuh perempuan dan satu anak kecil.
Setelah kesepakatan yang didukung Italia tercapai, jumlah orang yang menyeberang telah turun tajam sejak Juli 2017, yaitu ketika penyelundup manusia diusir oleh satu kelompok bersenjata dari pusat penyelundupan di Kota Sabratha di Tripoli Barat.
Negara Afrika Utara yang kaya akan minyak itu terjerumus ke dalam kekacauan, delapan tahun setelah aksi perlawanan dukungan NATO berlangsung. Aksi tersebut menggulingkan penguasa lama Libya, Muammar Gaddafi pada 2011.