Ani Yudhoyono memang sudah pasrah ketika divonis mengidap kanker darah. Tapi pasrah bukan berarti lantas menyerah. Ibu negara dua periode ini malah makin gigih menjalani berbagai macam pengobatan.
"Setiap treatment medis yang dijalaninya, dicatat rapih dengan tulisan tangan sendiri tanpa pernah berkeluh kesah," kata Agus Yudhoyono usai prosesi pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (2/6/2019).
Ani Yudhoyono merasa selama ini sudah banyak sekali diberi kemuliaan oleh Tuhan. Lahir sebagai anak pejuang, putri dari prajurit terkenal Letnan Jenderal TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo. Ani kemudian menikah dengan seorang prajurit dan memiliki status sebagai ibu negara selama 10 tahun.
"Jadi kalau sekarang, kata Ibu Ani, Allah SWT memberi ujian, saya tak boleh mengeluh dan marah, dan saya akan berjuang untuk melawan penyakit ini," tutur Agus.
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana (Anto/era.id)
Prosesi pemakaman secara upacara militer berlangsung dengan lancar. Presiden Jokowi yang menjadi inspektur upacara bilang, Ani Yudhoyono meninggal pada bulan Ramadhan, bulan yang sangat baik kala diturunkannya Alquran.
"..bulan yang penuh berkah, penuh ampunan dan penuh rahmat. Beliau meninggalkan kita semua pada hari-hari lailatul qodar, semoga husnul khotimah," kata Jokowi.
SBY terlihat berusaha tegar mengikuti segala proses ini. Tapi toh, sesekali SBY tetap saja tidak bisa menahan kepedihan untuk berpisah selama-lamanya dengan Ani Yudhoyono. Saat akan memberi penghormatan terakhir di depan makam Bu Ani, SBY berhenti sesaat. Memberi hormat lalu meletakkan tangan di dada. Baru dia menaruh karangan bunga di makam Ani Yudhoyono.
Agus Yudhoyono, mewakili keluarga, mengucapkan terima kasih kepada Jokowi dan pemerintah karena membantu mengurus prosesi pemakaman dengan lancar. Dia juga memastikan, segala impian dan cita-cita Ani Yudhoyono yang belum terwujud, akan coba mereka realisasikan.
SBY yang tak kuasa menahan tangis (Anto/era.id)