"Kemarin, dengan diangkat ke CCTV, semua yang merasa teriak-teriak dan norak-norak, mereka akan malu sendiri," kata Sandi di GBK, Jakarta Pusat, Selasa (16/1/2018).
Kendati memakai teknologi, Sandi berharap masyarakat dapat menjaga fasilitas GBK. Menurutnya, menjadi sudut pandang Ibu Kota di mata wisatawan yang akan menyaksikan perhelatan olahraga se-Asia, Asian Games, pada 18 Agustus mendatang.
"Percuma kita jaga sekuat tenaga, sekuat tenaga tapi kelakuan tidak diubah, jadi yang harus diubah adalah prilaku," ucap Sandi.
Selain menjaga infrastruktur, fokus Pemprov DKI akan menyorot penertiban kursi penonton yang tidak sesuai dengan nomor tiket. Selain itu terkait panjangnya antrian pembelian tiket. Antisipasinya, kata Sandi, penjualan tiket nantinya akan diberlakukan secara online.
"Semua bisa dikenal melalui sistem online, enggak lagi model-model dulu, tukar-tukar tiket gitu," lanjut Sandi.
Mengenai bangku-bangku yang rusak dan viral di media sosial, Sandi mengaku telah berkeliling stadion sebanyak 5 kali namun tidak menemukan seperti yang ada dalam foto. "Saya puterin 2-5 kali, belum dapat laporan dari direktur venue, dia bilang tidak ada bangku yang rusak," tutup Sandi.
Renovasi Stadion GBK menghabiskan biaya sekitar Rp770 miliar. Proyek ini digarap dua kontraktor, PT Adhi Karya dan PT Penta Rekayasa Kerja Sama Operasi (KSO) dengan nilai kontrak Rp769,7 miliar. Untuk konsultan manajemen konstruksi, PT Deta Decon dan PT Multi Karadiguna Jasa KSO bertanggung jawab atas nilai kontrak sebesar Rp10,2 miliar.
Keunggulan pascarenovasi GBK adalah single seat yang dianggap menjamin kenyamanan lebih, rumput berstandar internasional, lampu penerang stadion berkekuatan 3.500 lux, dilengkapi alat penyiram otomatis, sistem drainase anti banjir, hingga sistem evakuasi dan keamanan yang diklaim jauh lebih baik dari sebelumnya.