Terbebas dari Sampah Plastik, Cuma Ilusi?
Terbebas dari Sampah Plastik, Cuma Ilusi?

Terbebas dari Sampah Plastik, Cuma Ilusi?

By Moksa Hutasoit | 26 Jun 2019 17:36
Jakarta, era.id - Tak perlu penjelasan panjang tentang bahaya sampah plastik. Cukup melirik ke media sosial, seberapa parah plastik sudah mengancam kehidupan. Lihatlah bangkai-bangkai ikan di laut, rata-rata isi perut mereka terselip sampah plastik.

Bisakah kita benar-benar terbebas dari penggunaan plastik? Ini yang mau coba kami jawab. Sepengetahuan kami, plastik sudah hampir jadi kebutuhan primer. Dia ada di mana-mana, melekat dengan kita dalam kehidupan setiap hari.

Bisa dibayangkan, misalnya dalam satu desa ada 10 warung ritel baik tradisional maupun modern. Lalu asumsikan mereka rata-rata menghabiskan 100 kantong per hari. Apabila dikalikan dengan jumlah desa dan kelurahan yang ada di Indonesia --mencapai 83.447, akan ada 83.447.000 lembar plastik tersebar di seantero Indonesia. 

Itu jumlah penggunaan plastik per hari. Ingat, itu dari warung. Belum kita cek dari pasar-pasar tradisional. Atau kala kita belanja online, seberapa banyak plastik yang digunakan. 

Belum lagi jika kita merujuk pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil sigi Sosial Ekonomi Nasional Modul Ketahanan Sosial menunjukan, cuma 8,7 persen orang yang selalu membawa tas belanja sendiri ketika berbelanja. Sementara 54,8 persennya mengaku tidak pernah membawa tas belanja sendiri. 26,5 persen bilang, kadang-kadang membawa tas belanjanya sendiri.

Pemerintah memang bukannya diam saja. Mereka coba memerangi sampah dengan berbagai aturan. Tapi, toh tetap masih banyak kendala yang menghadang. 

Jadi, mungkinkah planet ini --terutama negeri tercinta-- bisa bersih dari sampah plastik? Jangan-jangan niatan kita untuk bisa lepas dari penggunaan plastik cuma khayalan. Coba tanya ke diri sendiri.

Ilustrasi Anto/era.id

 

Rekomendasi
Tutup