Tim Editor
Pesan berantai di media sosial tersebut berjudul 'Perubahan Nomenklatur dan Kandidat Menteri Kabinet Kerja 2019-2024'. Tertulis perincian empat nama menteri koordinator, 30 menteri, 4 pejabat setingkat menteri, dan 3 kepala lembaga pemerintahan non-kementerian.
"Ya namanya isu kan setiap minggu berganti. Nggak usah terlalu ditanggapin. Hampir setiap minggu kan berubah," kata Moeldoko saat ditemui di Kantor KSP di Jakarta, Selasa (2/7).
Moeldoko mengatakan penyusunan nama-nama menteri merupakan hak prerogatif Jokowi selaku presiden. Ia memastikan calon menteri saat ini belum disusun. Sehingga masyarakat tak perlu menanggapi peredaran daftar nama menteri kabinet Jokowi untuk periode 2019-2024 tersebut.
Mantan Panglima TNI juga menegaskan tidak ada tim khusus dalam penyusunan kabinet menteri. Sebab hal itu sepenuhnya merupakan hak prerogatif dari presiden.
Sementara itu, terkait pembentukan kabinet, pengamat politik Prof. Siti Zuhro mengatakan Presiden Jokowi akan lebih percaya diri membentuk kabinet kedua karena sudah mengetahui peta kekuatan politik dengan mengantongi pengalaman sebelumnya.
Peneliti senior di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu menambahkan Presiden Jokowi akan mempertimbangkan dengan matang dan komprehensif untuk memilih para pembantunya.
“Sekarang jauh lebih banyak pertimbangan, tujuannya untuk mengejar ketertinggalan yang masih belum terimplementasikan sesuai substansi dengan maksimal,” katanya.
Sebelumnya, beredar di situs jejaring sosial YouTube dan media sosial lain yang menyebutkan sejumlah nama menteri yang akan menduduki posisi di Kabinet Jilid II Jokowi. Nama-nama tersebut di antaranya Sri Mulyani, Luhut Binsar Pandjaitan, Grace Natalie bahkan Sandiaga Uno.
