Sepekan ke Depan, Gunung di Sekitar Maluku Utara Dipantau

| 08 Jul 2019 09:46
Sepekan ke Depan, Gunung di Sekitar Maluku Utara Dipantau
Ilustrasi (era.id)
Jakarta, era.id - Gempa magnitudo 7,1 yang diperbarui menjadi 7,0, Minggu (7/7) malam, mengguncang kawasan timur Indonesia. Titik gempa ini berada di 0.51 LU, 126.18 BT 135 km Barat Daya Ternate dengan kedalaman 10 Km. Gempa ini sempat dinyatakan berpotensi tsunami, namun catatan tersebut dicabut beberapa jam kemudian.

Akibatnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan memantau aktivitas gunung api bawah laut yang ada di sekitar lokasi gempa bumi di wilayah Ternate, Maluku Utara dalam satu pekan selama 24 jam.

"Lokasi di sekitar gempa bumi di Maluku Utara banyak gunung api, dan yang dikhawatirkan adalah gunung api bawah laut sehingga BMKG akan memantau selama 24 jam dalam tujuh hari ke depan," kata Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly dilansir Antara, Senin (8/7/2019).

Dia menjelaskan gunung api bawah laut terdapat di wilayah utara Manado dan sekitar Ternate sehingga harus terus dipantau dalam satu pekan ke depan.

Menurut dia, BMKG juga memantau kondisi terkini di wilayah Maluku Utara khususnya terkait gempa susulan yang sudah terjadi sebanyak 19 kali hingga Senin pukul 00.54 WIB.

"Kami pantau gempa susulan sudah 19 kali dan relatif menurun. Kami harap terus menurun dan bisa menjadi stabil," ujarnya.

BMKG akan berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam memantau antivitas gunung api bawah laut di wilayah sekitar Malut.

Ilustrasi foto via BMKG

Gempa dangkal

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menyatakan peristiwa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal.

"Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi dangkal," sebut Triyono di tempat terpisah.

Gempa bumi dangkal yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi sebenarnya bisa lebih merusak, namun masih dipengaruhi pula oleh jarak ke pemukiman penduduk. Gempa dangkal jika berada di tengah laut maka akan berkurang efeknya di darat, namun lebih berpotensi tsunami.

Gempa tersebut  akibat deformasi kerak bumi di lempeng Laut Maluku dan memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault) akibat adanya tekanan lempeng mikro Halmahera ke arah barat, dan tekanan lempeng mikro Sangihe ke arah timur.

Akibatnya, lempeng Laut Maluku terjepit hingga membentuk subduksi ganda ke bawah Halmahera dan ke bawah Sangihe.

Berdasarkan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di Bitung dan Manado dengan intensitas IV-V MMI, artinya dirasakan oleh hampir semua penduduk, bahkan banyak orang terbangun, sedangkan di Ternate III-IV MMI  juga dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi yang terjadi saat itu berpotensi tsunami dengan level waspada untuk wilayah pantai timur Minahasa dan Minahasa Utara bagian Selatan.

Masyarakat masih khawatir

BMKG mengimbau warga kembali ke tempat masing-masing setelah peringatan dini tsunami telah dinyatakan berakhir namun warga tetap diharapkan waspada.

Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta terus memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.

Namun, hingga pagi ini, sejumlah warga berdomisili di pesisir pantai Ternate, Maluku Utara (Malut) masih khawatir dan enggan kembali ke rumah masing-masing. Mereka takut, akan terjadi tsunami.

"Akibat gempa berkekuatan 7,1 Skala Richter sekitar 24.08.39 wit, hingga kini kami masih mengungsi ke rumah keluarga yang berada di kawasan Kalumata Puncak," kata salah seorang warga pesisir Kalumata, Muhammad Fadli di Ternate dilansir Antara

Gempa bumi ini mengakibatkan sebagian warga pesisir pantai di Ternate ada yang masih bertahan di rumah kerabat yang berada di kawasan puncak.

Menurut Fadili, dirinya membawa ketiga anak dan istrinya menggunakan mobil ke daerah dataran tinggi meskipun telah ada peringatan berakhirnya potensi tsunami di daerah Malut.

Tags : gempa
Rekomendasi