"Besok, rencananya setelah membuka dan memimpin rapat di kantor Wapres mengenai kemiskinan, saya akan menghadiri panggilan dari teman-teman di Polda untuk menjadi saksi kasus yang sama tadi di-brief juga hanya melengkapi beberapa pertanyaan," ujar Sandi di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2018).
Dia tidak akan sendirian ke kantor polisi. Sandi akan ditemani oleh pengacara dari Biro Hukum Pemprov DKI Jakarta.
"Saya sekarang ini mengemban sebagai Wakil Gubernur. Oleh karena itu, tentunya pengacara yang akan mendampingi saya tentunya dari Biro Hukum di sini. Itu yang kami putuskan tadi," lanjutnya.
Sandi menerangkan, kasus ini sudah lama terjadi. Katanya, ini adalah persoalan dua perusahaan yang berseteru tentang prospek bisnis.
"Sebetulnya buka-bukaan saja bahwa ini ada dua kubu pengusaha besar yang berseteru dan kebetulan sebuah perusahaan yang di liquidasi karena prospek bisnisnya tidak baik. Itu sudah dilakukan secara full liquidasinya digugat," ungkap Sandi.
Di sisi lain, Sanidaga Uno mengaku punya hubungan yang baik Andreas. Namun, kata Sandi, hubungannya merenggang tatkala dia dilantik jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Untuk Pengusaha-Pengusaha besar tersebut tentunya saya berhubungan baik. Tapi semenjak tugas di Pemprov saya harus memisahkan karena saya sekarang sebagai Wakil Gubernur," katanya.
Sandi meminta kepada rekan Andreas maupun Djoni Hidayat untuk 'move on' dan tidak membawa 'kisah lamanya' kembali dalam kehidupan baru Sandi.
"Meskipun dulu ada historis diantara kita tapi sekarang lupakan dulu," kata dia.
"Dengan posisi saya sebagai Wakil Gubernur harus bisa memisahkan ini (hubungan)," lanjut Sandi.
Ibu Sandi Deg-degan
Sandi sempat tidak mengakui adanya surat panggilan ini. Namun ternyata, surat panggilan itu dikirim ke rumah ibunya, Rachman Mien Uno. Mien Uno pun takut ketika menerima surat dari polisi ini.
"Akhirnya pagi-pagi surat panggilan dari kepolisian daerah rupanya dikirim ke rumah orang tua saya. Hal itu jadi bikin ibu saya deg-degan. Saya mohon maaf ke ibu saya dan sampaikan, 'enggak usah takut, ini bukan tentang saya di Pemprov', gitu," katanya.
Sandi mengatakan, ibunya takut kalau dia sampai menyalahgunakan jabatannya untuk menyelewengkan uang rakyat DKI. Karenanya, dia langsung meluruskan informasi ini.
"Jadi saya ceritakan bahwa ini kasus yang sudah terjadi belasan tahun lalu waktu saya masih jadi pengusaha," lanjutnya.
Kasus ini bermula dari laporan Djoni Hidayat dengan terlapor Andreas Tjahjadi atas dugaan penggelapan tanah terkait dengan pelepasan aset PT Japirex, perusahaan yang bergerak di bidang rotan. Sandiaga adalah Komisaris Utama di PT ini.
Pada tahun 1992 perusahaan tersebut dilikuidasi. Aset-asetnya pun terpaksa dijual. Djoni mengklaim aset yang dijual adalah miliknya dan kasus ini pun dilaporkan ke polisi.
Adapun Sandi sudah pernah dijadwalkan pemeriksaannya pada 11 Oktober 2017. Namun kala itu, Sandi memohon penjadwalan ulang pemeriksaan. Pemanggilan, besok adalah pemanggilan kedua yang dilayangkan polisi kepada Sandi.