Koalisi Sudah Gemuk, PKB Ogah Ada Parpol Baru

| 09 Jul 2019 21:21
Koalisi Sudah Gemuk, PKB Ogah Ada Parpol Baru
Wakil Sekretaris Jenderal PKB Jazilul Fawaid. (Mery/era.id)
Jakarta, era.id - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) seakan menunjukkan ketidaksetujuan apabila presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menambah jumlah anggota koalisinya. Apalagi, sampai diberikan jatah kursi menteri dalam kabinet.

Wakil Sekretaris Jenderal PKB Jazilul Fawaid bilang, untuk membangun koalisi yang solid cukup memanfaatkan koalisi yang sudah ada. Kalau pun nanti ada partai politik yang ingin bergabung ke pemerintahan, tidak harus di tempatkan dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK).

"Koalisi ini sudah cukup, bahkan lebih gemuk. Kalau ada yang mau masuk kemudian bergabung dikasih ruang yang lain," katanya, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/7/2019).

Jazilul tidak menampik mengenai susunan kabinet menjadi hak preogratifnya presiden. Namun, dia khawatir jika ada partai baru yang bergabung akan mengganggu soliditas koalisi, karena harus beradaptasi kembali.

Selain itu, dia menyebut apa yang diminta ketum partainya, Muhaimin Iskandar agar Jokowi memilih menteri lebih banyak dari tokoh profesional sudah tepat. Hal itu bertujuan untuk membantu kelancaran kinerja pemerintah ke depan.

"Apa yang disampaikan Cak Imin untuk kebaikan agar soliditas dalam koalisi bisa tertata lebih baik. Bisa ambil keputusan cepat, kesejahteraan bisa cepat terealisasikan Jokowi," tuturnya.

Jazilul kembali mengingatkan bahwa soliditas KIK perlu ditingkatkan. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bergabungnya partai politik lain. Hal yang perlu dipikirkan, lanjut dia, adalah soal penempatan bergabungnya partai baru.

"Di mana tempat bergabungnya? Itu perlu dirumuskan, jangan di tempat koalisi. Mungkin perlu dibikin gerbong lain, kalau ada visi misi dimasukan ya akan dimasukan, karena peran itu masih banyak enggak hanya di kabinet," tutupnya.

Rekomendasi