Empat tahun lalu, tepatnya pada 25 September 2015, Bali mendapat sumber energi listrik baru. Kala itu, PLTU Celukan Bawang yang dibangun GEB memulai operasi komersialnya, sesuai dengan kesepakatan Power Purchase Agreement (PPA) yang ditandatangani bersama pemerintah Indonesia dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada 2007.
Sebelum berdirinya PLTU Celukan Bawang, pasokan listrik di Bali terbilang sangat minim. Pemadaman bergilir jadi makanan sehari-hari warga Bali. Panji, seorang pemandu wisata di Pulau Dewata menuturkan manfaat yang ia rasakan dari beroperasinya PLTU Celukan Bawang. Buatnya, ketersediaan listrik membuat Bali lebih hidup.
"Ini buat saya pribadi ya. Buat saya, listrik ini kan hal penting. Semua sekarang kan butuh. Buat Bali, pemadaman bergilir itu kan bikin wajah kita sedikit buruk juga. Bagaimana wisatawan kalau Bali gelap?" tutur Panji, Rabu (31/7/2019).
Sejak memulai operasi hingga hari ini, PLTU Celukan Bawang berhasil memasok sekitar 43 persen kebutuhan listrik di Pulau Bali. Tak cuma Bali, produksi listrik PLTU Celukan Bawang yang disalurkan lewat sistem interkoneksi Jawa-Bali melalui saluran transmisi 150 kilovolt juga berhasil memenuhi kebutuhan listrik sebagian masyarakat di Pulau Jawa.
"Kapasitas bersih 380 megawatt itu. Itu disalurkan ke seluruh interkoneksi. Jadi, listrik PLTU Celukan Bawang itu juga dinikmati oleh seluruh konsumen listrik di Jawa dan Bali," tutur Direktur Operasional GEB, Agus Mardadi kepada era.id.
PLTU Celukan Bawang (era.id)
Hadir untuk masyarakat
Tak cuma soal memasok listrik. Camat Gerokgak, Made Juartawan, menjelaskan, operasional PLTU Celukan Bawang juga membawa sejumlah manfaat bagi masyarakat di sekitar, terutama soal serapan tenaga kerja.
"Kehadiran PLTU Celukan Bawang sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama di empat desa, yakni Celukan Bawang, Tukadsumaga, Tinga tinga dan Pengulon," tutur Made yang hadir dalam acara perayaan hari jadi ke-16 GEB di lokasi PLTU di Celukan Bawang, Buleleng, Bali.
Selain penyerapan tenaga kerja, sejumlah CSR yang dilakukan GEB juga disebut-sebut banyak membantu masyarakat sekitar. Made bahkan berharap, GEB lewat PLTU Celukan Bawang bisa membantu lebih banyak lagi masyarakat di sekitar lokasi PLTU.
"Kita masih berharap PLTU Celukan Bawang bisa membantu masyarakat lebih banyak lagi ke depan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Gerokgak, terutama empat desa ini," tambah Made.
Harapan Made dan masyarakat di empat desa sekitar PLTU Celukan Bawang sejatinya sudah ditegaskan dalam komitmen perusahaan yang disampaikan Agus kepada kami. Menurut Agus, sejak awal berdiri, GEB telah mengusung semangat untuk memberi manfaat sebesar mungkin bagi masyarakat di sekitar berdirinya PLTU.
Menurut Agus, berbagai hal telah dilakukan oleh GEB. "Misalnya, membantu sekolah yang ada, tempat ibadah, berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan. Kami juga mengundang para siswa di sekitar sini untuk mengetahui, meninjau, dan mengenal apa sesungguhnya PLTU itu. Dan itu akan dilakukan terus menerus," tutur Agus.
Bukan apa-apa. Menurut Agus, biar bagaimanapun, hubungan saling menguntungkan antara PLTU Celukan Bawang dan warga sekitar adalah hal yang wajib dipelihara. Sesuai dengan PPA yang ditandatangani, operasional PLTU Celukan Bawang masih akan terus dikembangkan seiring waktu.
"Kerjasama dengan pemerintah Indonesia atau PLN akan berlangsung 30 tahun sejak operasi komersial. Jadi, masih kira-kira 26 tahun ke depan, kita semua harus bekerja sama. Saya yakin itu tidak akan berjalan baik tanpa dukungan stakeholder," tutur Agus.