Ketika Paripurna DPR Dihujani Interupsi soal Papua

| 20 Aug 2019 13:46
Ketika Paripurna DPR Dihujani Interupsi soal Papua
Paripurna DPR (Mery/era.id)

Jakarta, era.id - Ruang rapat paripurna hari ini dihujani dengan interupsi mengenai kondisi bangsa yang terjadi beberapa hari ini. Salah satunya, mengenai kerusuhan di Manokwari, Papua Barat.

Anggota DPR RI Fraksi Demokrat Dapil Papua Barat, Michael Wattimena meminta polisi mengusut tuntas kejadian pengepungan mahasiswa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur yang menjadi pemicu kerusuhan di Manokwari, Papua Barat.

Wattimena menilai, mahasiwa sebagai pribadi yang intelektual, tak pantas mendapatkan persekusi semacam ini di Malang dan Surabaya. Apalagi, kata dia, mahasiswa memiliki andil besar dalam perjalanan bangsa Indonesia.

“Apa yang terjadi di dalam gedung ini pada era reformasi, itu juga akibat daripada kontribusi mahasiswa. Sehingga kita bisa berada dalam iklim reformasi. Mahasiswa harus diproteksi, bukan dipersekusi atau diusir yang sebagaimana kita lihat dalam dinamika tiga hari akhir-akhir ini,” tutur Michael, Selasa (20/8/2019).

Wattimena juga meminta Kapolri, Jenderal Tito Karnavian mencari dalang dan motif peristiwa di Surabaya, termasuk mencari siapa yang ada di balik insiden penurunan bendera Merah Putih hingga bendera kemudian berada di selokan.

Tidak hanya itu, Wattimena juga meminta, siapa yang memviralkan insiden juga diselidiki. Sebab, kejadian tersebut yang memancing warga Papua melalukan aksi di Manokwari, Senin (19/8) kemarin.

“Untuk itu, melalui forum yang mulia ini, supaya diusut dengan tegas kejadian yang terjadi di Surabaya dan Malang dan di Jogja. Sebenarnya ini konten politiknya apa? Apalagi dalam suasana kita baru masuk dalam ulang tahun kemerdekaan kita yang ke-74. Pasti ada sesuatu yang lain di balik ini semua,” katanya.

Sependapat, Anggota DPR RI Fraksi Gerindra dapil Papua, Steven Abraham juga meminta adanya pengusutan terhadap oknum TNI-Polri yang diduga terlibat karena memicu SARA, dalam melontarkan kata rasis terhadap mahasiswa asal Papua.

“Saya minta dengan tegas TNI-Polri bahwa kita lihat kemarin video yang beredar luas jelas-jelas sekali ada pihak oknum TNI-Polri yang ikut menyerahkan kata-kata rasis. Ini harus diusut, ditindak, bila perlu pejabat di atasnya harus dicopot,” ucap Steven.

Menurut Steven, hal ini menimbulkan polemik yang luar biasa terjadi di tanah Papua. Pembakaran dan unjuk rasa bukan hanya terjadi di Papua Barat. Namun, sudah melebar ke Jayapura, Sorong, dan sebagainya.

“Ini kalau tidak cepat kita tangani, akan menimbulkan perpecahan luar biasa. NKRI yang sudah kita jaga bersama-sama harus kita junjung tinggi,” tuturnya.

Steven juga menyayangkan pernyataaan sikap dari Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko yang mengusir penyebab kerusuhan.

“Ini salah satu pernyataan yang sangat merugikan NKRI kita. Bagaimana seseorang yang buat onar harus diusir pulang? Mau pulang kemana kita? ini tanah kita. Semua hak sama,” tegasnya.

Rekomendasi