Sri mengklaim, pasokan besar narkotika ini karena Indonesia yang sudah menjadi target pasar sindikat perdagangan narkotika internasional. Selama bulan ini saja, 30 penindakan terjadi, sebanyak 127,7 kilogram narkoba disita petugas.
"Padahal, Januari saja belum kelar, lho. Kita tidak lagi jadi tempat pemindahan atau transit (narkoba), tapi sudah jadi target market,” tutur Sri di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (19/1/2018)
Sri lantas memaparkan peningkatan frekuensi kasus penyelundupan dan jual-beli narkoba di Indonesia tiap tahunnya. Sepanjang 2016, terjadi 286 penindakan, dengan menyita 1.169 kilogram.
Angka itu meningkat pada 2017, menjadi 325 penindakan. Total narkotika yang disita pun ikut meningkat 2.132 kilogram. Kepala BNN, Budi Waseso mengatakan, belakangan ini telah ditemukan 3 pabrik penghasil pil PCC, di Solo, Semarang, Sidorajo, dan Tangerang.
Sri yakin, ribuan kilogram narkoba itu dipasok karena daya beli masyarakat yang sangat tinggi, sehingga menyuburkan laju bisnis barang haram tersebut.
“Karena ekonomi meningkat, kelas menengah meningkat, kebutuhan konsumsi masyarakat yang sifatnya leisure (waktu luang) atau sifatnya senang-senang itu jadi target yang luar biasa,” tuturnya.