Lebih dari 60 orang dewasa dan anak-anak imigran tinggal di trotoar dan pertokoan warga sekitar lokasi tersebut.
Dari pantauan era.id Senin (22/1/2018), para imigran itu tinggal hanya beratapkan terpal bertopang bambu dan beralaskan plastik di sepanjang lokasi.
Ketika era.id mengunjungi lokasi para imigran tinggal, hujan turun dengan intensitas tinggi. Sejumlah titik pengungsian itu pun tampak becek.
Meski hujan mereka masih bertahan dalam tenda berukuran kurang lebih satu meter itu. Di antara imigran itu, ada dua orang yang sedang mengandung.
"Ada dua orang wanita hamil, sekarang sudah dipindahkan ke musala di belakang kantor imigran," ucap Ariahan imigran asal Afganistan yang ditemui era.id.
Ariahan menuturkan, para imigran ini telah menempati trotoar selama sebulan. Mereka memilih tinggal di trotoar karena Rumah Imigrasi Detensi Jakarta Barat sudah melebihi kapasitas dan tidak bisa menampung lagi para pencari suaka.
"Kami disini sudah dari sebulan enam hari dari orang imigrasinya katanya rumah detensi sudah penuh jadi kami harus menunggu sampai mereka keluar," kata Ariahan.
Lebih lanjut, dia mengatakan, para imigran ini tidak mendapat bantuan apapun dari rumah detensi, termasuk makanan.
"Tidak saya tidak mendapat bantuan dari dalam," jelas Ariahan.
Kendati demikian, Ariahan dan para imigran lain mengatakan akan tetap bertahan tinggal di atas trotoar sampai mereka mendapatkan suaka dari pemerintah Indonesia.
"Kami akan bertahan," ujar dia.
