Pimpinan MPR yang dikepalai Bambang Soesatyo disambut SBY dan diterima masuk ke dalam kediamannya pukul 19.54 WIB. Pertemuan tersebut belangsung selama kurang lebih satu jam.
Usai pertemuan, Ketua MPR Bambang Soesatyo berujar, dalam pertemuan yang berlangsung penuh keakraban dan kekeluargaan, SBY mengaku bersedia hadir pada pelantikan yang diselenggarakan pada 20 Oktober.
"Sekaligus (Pak SBY) juga ingin memberikan pesan kepada dunia bahwa suhu politik Indonesia sangat kondusif dan para pemimpinnya kompak," ujar Bambang, dalam konferensi pers, di kediaman SBY, Jalan Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10/2019).
Bambang mengatakan, Indonesia tidak lagi memiliki banyak Bapak dan Ibu Bangsa. Namun, setidaknya masih ada dua tokoh bangsa yakni Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri sebagai ibu bangsa dan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai bapak bangsa.
"Ini aset, guru yang harus kita teladani dari beliau-beliau. Kehadiran beliau-beliau nanti tentu akan memberikan keteduhan bagi perpolitikan tanah air dan memberikan pesan yang baik kepada kepemimpinan Pak Jokowi dan Kiayi Ma'ruf Amin," tuturnya.
Selain menyampaikan undangan, Bambang mengungkap, kedatangannya dan pimpinan MPR lain juga dalam rangka meminta pandangan mengenai agenda kerja ke depan khusus rencana amandemen UUD 1945, sebagai rekomendasi MPR periode 2014-2019.
"Pesan beliau, kalau ada gagasan, aspirasi tentang amandemen uud 1945, khususnya GBHN, jangan dipadamkan. Tampung dan terima semua masukan itu. Kita punya golden time. Beri kesempataan seluas-luasnya kepada publik unrtuk memberikan masukan apakah amandemen UUD 1945 diperlukan lagi. Beliau hanya ingin menyebutnya penyempurnaan," ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut turun hadir Ketua MPR Bambang Soesatyo,Wakil Ketua MPR dari kelompok DPD Fadel Muhammad, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua MPR Sjarif Hasan dan Wakil Ketua MPR Arsul Sani.