Sikap Koalisi Jokowi-Ma'ruf soal Masuknya Prabowo ke Kabinet

| 21 Oct 2019 20:53
Sikap Koalisi Jokowi-Ma'ruf soal Masuknya Prabowo ke Kabinet
Prabowo dan Jokowi (Instagram/@jokowi)
Jakarta, era.id - Tawaran Ketua Umum Partai Gerindra untuk jadi Menteri Pertahanan (Menhan) semakin menguat. Sore ini, Prabowo juga menyambangi Istana Negara bersama beberapa tokoh lain.

Menanggapi hal ini, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan, pihaknya tidak keberatan jika Prabowo yang dipilih Jokowi menempati posisi Menteri Pertahanan. Artinya, Puan juga tak keberatan Prabowo masuk dalam kabinet.

"Itu kan prerogatif presiden. Jadi, pasti Pak Presiden sudah punya pertimbangan-pertimbangan sehingga meminta Pak Prabowo untuk masuk dalam pemerintah kalau nanti dilantik," ucap Puan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019).

Puan yang saat itu hadir di Istana Negara sebagai Ketua DPR RI mengaku, sudah meninggalkan Istana sebelum Prabowo Subianto sampai. Sehingga tidak mengetahui isi pertemuan tersebut.

"Dan yang saya lihat tidak di televisi Pak Prabowo datang sudah pakai kemeja putih. Jadi, artinya mungkin semua yang datang pakai baju putih itu akan diumumkan menjadi salah satu menteri yang kemudian akan dilantik oleh presiden," tutur Puan.

Kementerian Pertahanan (Kemnhan) adalah mitra kerja dari Komisi I DPR RI. Dengan begitu, Puan berharap siapa pun yang menempati posisi Menhan dapat bekerja sama dengan parlemen.

Seperti diketahui, Prabowo dan Gerindra adalah lawan politik kubu Jokowi dalam Pemilu 2019. Prabowo dan Gerindra juga dikenal kerap mengkritik anggaran dan kinerja dari Kemenhan.

"Ya, kita lihat, semoga kalau memang beliau kemudian betul dilantik sebagai Menhan. Ya harusnya nanti bisa memberikan solusi yang lebih baik bagi bangsa dan negara," jelasnya.

Senada. Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Baidowi juga mengaku tak keberatan jika Prabowo masuk dalam Kabinet Kerja Jilid II. Menurut dia, PPP tak mencampuri urusan kabinet maupun koalisi.

"Ini sesuatu yang unik pihak koalisi bekerjasama dengan oposisi. Yang awalnya berseberangan sekarang masuk. Meskipun tidak semua, tetapi kan kekuatan utama dari oposisi yakni Gerindra itu bergabung dengan koalisi Pak Jokowi," ucap Baidowi.

Baidowi mengklaim, hal ini adalah sesuatu yang tidak ada di dunia manapun kecuali di Indonesia. Itulah keunikan demokrasi di Indonesia.

"Karena semangat gotong royong, semangat kemufakatan, semangat kebersamaan untuk membangun bangsa itu poinnya di situ," tuturnya.

"Sama sekali tidak mempemasalahkan karena itu merupakan hak prerogatif dari Pak Jokowi. Tentu masuknya Gerindra tidak akan mengganggu soliditas koalisi Indonesia kerja. Sebaliknya KIK semakin kuat semakin bertambah adanya gerbong baru yakni Gerindra," jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengaku, sudah diminta Jokowi untuk membantu kabinet di bidang pertahanan.

"Saya baru saja menghadap Bapak Presiden RI, yang baru kemarin dilantik. Saya bersama Edhy Prabowo kami diminta untuk memperkuat kabinet beliau," kata Prabowo setelah bertemu Jokowi di Istana Negara, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (21/10/2019).

Selama hampir 30 menit, Prabowo dan Edhy berdiskusi dengan Jokowi. Prabowo sempat yang menjadi rival dua kali di pilpres itu sudah mengisyaratkan siap membantu Jokowi dalam bidang Pertahanan.

"Saya sudah sampaikan keputusan kami dari Partai Gerindra, apabila diminta kami siap, dan kami sudah sanggupi untuk membantu. Saya diminta membantu beliau di bidang pertahanan," kata Prabowo.

Rekomendasi