Meneladani Makna Logo Peringatan Sumpah Pemuda 2019

| 28 Oct 2019 08:38
Meneladani Makna Logo Peringatan Sumpah Pemuda 2019
Logo Hari Sumpah Pemuda (Foto: dokumen Kemenpora)
Jakarta, era.id - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) merilis logo khusus dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda hari ini. Hari Sumpah Pemuda tahun ini memasuki peringatan yang ke-91 tahun. 

Logo ini menjadi panduan untuk dipasang dalam acara peringatan pada pemerintah pusat hingga daerah, lembaga BUMN maupun swasta, lembaga pendidikan, hingga organisasi kepemudaan. 

Bagi orang awam, logo ini sepintas terkesan biasa saja, dengan satu garis biru meruncing, tiga garis melengkung berwarna kuning, merah, dan hijau, serta tulisan 'Sumpah Pemuda' dan tema peringatan 'Bersatu Kita Maju' berwarna merah.  

Tapi, setiap logo punya makna khusus. Secara harfiah, kata 'logo' berasal dari bahasa Yunani yaitu 'logos' yang berarti 'kata'. Artinya, bentuk dari logo itu sendiri sudah semestinya membunyikan kata-kata yang mewakili suatu peristiwa atau instansi. 

Lewat surat edarannya, Kemenpora membeberkan makna logo yang dibuat khusus memperingati Hari Sumpah Pemuda tahun ini. Kemenpora memborong tiga makna sekaligus dalam satu logo tersebut. 

Pertama, logo menyerupai monumen yang dimaksudkan bahwa pemuda senantiasa menjadi agen perubahan dan pergerakannya selalu monumental. 

Kedua, tampak ilustrasi kepalan tangan dengan mengangkat jempol. Maksudnya, pemuda selalu bersemangat dan terdepan sebagai pelopor pembaharu.

Ketiga, empat garis berwarna dibentuk menyerupai angka 91, yang memiliki maksud bahwa Hari Sumpah

Sementara, warna merah, hijau, biru, dan kuning yang ditoreh dalam logo ini dimaksudkan bahwa kita mengakui keberagaman dengan tetap menjunjung tinggi persatuan karena jika warna tersebut berbaur menjadi satu akan menghasilkan warna putih yang bermakna suci dan baik.

Dalam surat edaran nomor 10.1.1/MENPORA/DII/X/2019, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyebut tema 'Bersatu Kita Maju' diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda yang diikrarkan sejak tahun 1928. 

"Hanya dengan persatuan, kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa," tutur Amali dalam surat edaran yang diterima era.id, Senin (28/10/2019).

Dia menambahkan, perkembangan teknologi di seluruh belahan dunia, mau tak mau, mesti diikuti. Ibarat dua mata pisau, lantjutnya, pemutakhiran teknologi mempercepat perolehan informasi, namun tak dapat dipungkiri ada juga sisi negatif yang tak bisa dielak. 

"Perkembangan teknologi memungkinkan para pemuda kita untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dalam pengembangan sumber daya serta daya saing," kata Zainudin. 

"Namun, pada sisi lain ada informasi yang bersifat destruktif, mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme juga masuk dengan mudahnya," tambah dia. 

Maka dari itu, Zainudin meminta kepada pemuda agar bisa memfilter seluruh ilmu pengetahuan dengan karakter moral dan kinerja yang positif. 

Tak hanya itu, dia menambahkan, pemuda juga harus memiliki kapasitas intelektual dan skill kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan yang mumpuni, serta memiliki inovasi agar mampu berperan aktif dalam kancah internasional. 

Rekomendasi